Aneka Kuliner Khas Kota Solo Ini Ternyata Warisan Tionghoa
BeritaMujizat.com – Poleksosbud – Berkunjung ke Kota Solo, Jawa Tengah, tidak lengkap rasanya jika tidak mencicipi berbagai kuliner khas Solo yang cita rasanya enak dan sangat terjangkau harganya, seperti timlo, hidangan angkringan dan wedangan, dan masih banyak lagi.
Namun tahukah anda, beberapa kuliner khas Solo ternyata merupakan warisan dari Tionghoa.
Berikut lima kuliner khas Kota Solo yang merupakan warisan Tionghoa.
Timlo
Belum lengkap rasanya jika bertandang ke Solo tanpa mencicipi timlo. Namun, tahukah Anda jika makanan khas Solo ini merupakan warisan orang China? Nama timlo mirip dengan kimlo, salah satu sup populer khas Negeri Tirai Bambu.
Awalnya, para pedagang China di Solo memperkenalkan kimlo dengan daging babi sebagai bahan utama. Seiring perkembangan zaman, makanan ini pun cukup diminati berbagai kalangan, hingga akhirnya penggunaan daging babi digantikan dengan ayam dan telur.
Modifikasi resep itulah yang menjadi cikal bakal timlo sebagai makanan khas Solo.
Kue Moho
Kue moho merupakan makanan khas Imlek yang terkenal di Kota Solo. Siapa sangka, kue yang mirip bolu kukus ini merupakan kuliner warisan China yang bernama asli hwat kwee.
Kue moho biasa dijajakan di pasar tradisional, namun kini mulai langka. Saat ini makanan tradisional tersebut hanya dijual di kawasan Keprabon dan Baluwarti.
Tahok
Tahok atau wedang tahu yang populer di Kota Solo ternyata juga termasuk makanan warisan China. Makanan yang biasa disantap untuk sarapan itu pun mengalami perubahan besar dari resep aslinya.
Dulu, semangkuk tahok berisi sari tahu, kuah jahe, udang rebon, kecap asin, sayur, serta daun bawang dan daun ketumbar. Namun, kini masyarakat hanya mengenal tahok sebagai makanan dari sari tahu berkuah air jahe yang manis dan hangat.
Nasi goreng
Nasi goreng yang diklaim sebagai makanan terlezat di dunia dari Indonesia ternyata bukan benar-benar asli negara ini. Nasi goreng bisa dibilang sebagai salah satu makanan tertua di dunia.
Makanan yang mudah dijumpai di Kota Solo itu, ternyata kali pertama ditemukan masyarakat Tionghoa pada 400 tahun sebelum Masehi. Ide awalnya adalah memanfaatkan kembali nasi sisa yang berlebih.
Berbeda dengan nasi goreng kampung khas Solo yang cita rasanya manis gurih. Rasa nasi goreng China lebih polos dan warnanya cenderung putih. Nasi goreng China biasanya disajikan dengan potongan daging babi, udang, kacang polong, dan daun bawang.
Bakmi
Bakmi menjadi salah satu makanan yang populer di kalangan masyarakat Kota Bengawan. Ada banyak kedai yang menjajakan makanan ini. Namun, tahukah Anda jika bakmi sebenarnya merupakan makanan warisan Tionghoa?
Bakmi merupakan makanan yang dibawa oleh imigran China sejak berabad-abad lalu ke Indonesia. Bahkan, bakmi bisa dibilang sebagai salah satu makanan pokok orang China.
Meski demikian, bakmi di Solo memiliki cita rasa yang jauh berbeda dengan bakmi China. Baik dari segi rasa, cara penyajian, dan bumbu yang digunakan.
Bakmi di China biasanya disajikan dengan kuah yang sangat berbumbu. Sementara orang Solo lebih menyukai bakmi goreng dengan bumbu sederhana, seperti lada, garam, penyedap rasa, kecap, dan minyak wijen.
(Sumber: Solopost.com)