Poleksosbud

Waktunya Gereja Tuhan Memunculkan Pandangan Baru Soal Konflik Israel Palestina


gambar diambil dari www.tempo.co

BeritaMujizat.com – Poleksosbud – Konflik Israel dan Palestina kembali memanas menyusul serangan roket dari kelompok militan Hamas kepada Israel. Sirine tanda serangan udara terus berbunyi mengingatkan warga Israel untuk segera berlindung di tempat yang aman.

“Sampai sekarang, sekitar 300 peluncuran roket dari Jalur Gaza di Israel telah terdeteksi. Puluhan roket dicegat oleh sistem pertahanan udara Iron Dome dan sistem pertahanan rudal,” kata IDF, seperti dilaporkan dari Sputniknews, 13 November 2018.

Menurut keterangan dari medis, beberapa orang harus dilarikan ke rumah sakit akibat dari serangan roket kelompok Hamas yang terus membombardir Israel (sumber). Seorang tentara Israel dikabarkan juga terluka akibat serangan roket yang menghantam sebuah bus.

Meningkatnya ketegangan ini dikhawatirkan akan memicu konflik yang lebih parah di kawasan Timur Tengah. Konflik ini juga dikhawatirkan dapat digunakan oleh beberapa pihak untuk memancing konflik yang lebih luas di luar kawasan Timur Tengah. Pandangan bahwa konflik Israel Palestina adalah perang agama (Yahudi/Kristen vs Islam) sampai saat ini masih mengakar kuat dalam benak masyarakat.

Pandangan semacam ini sangat mudah disusupi oleh hasutan dan ujaran kebencian untuk membenarkan perang terhadap kelompok lain yang berbeda keyakinan. Pendangan secamam inilah yang sebenarnya membuat proses perdamaian dan rekonsiliasi antara kedua bangsa menjadi terhambat.

Pola konflik yang sebanarnya terus terulang menunjukan bahwa konflik Israel dan Palestina lebih mengarah pada konflik politik daripada konflik antar agama. Sayangnya beberapa pihak dan media dengan sengaja terus menyudutkan masyarakat awam agar percaya bahwa konflik ini adalah perang antara agama antara Yahudi/Kristen vs Islam.

Oleh karena itu Gereja Tuhan harus bersatu untuk berdoa dan bersuara atas memanasnya konflik Israel Palestina ini. Ini waktunya muncul pandangan baru dari  Gereja tentang konflik yang sebenarnya telah berlangsung sejak lama tersebut. Pendangan sempit sentimen agama yang selama ini melekat dalam pikiran banyak orang tentang konflik Israel dan Palestina harus disingkapkan.

Perang terbuka, apapun motivasinya harus dapat dicegah karena hanya akan merugikan semua pihak. Terlebih dari itu identitas dan kedaulatan bangsa Israel maupun Palestina harus sama-sama dijunjung tinggi agar rekonsiliasi terjadi. Dalam kebenaran Injil tidak ada bangsa yang buruk di mata Tuhan yang berhak dilenyapkan dengan semena-mena dari muka bumi.

Hal ini berarti ketika Gereja Tuhan berempati terhadap rakyat Palestina yang menderita akibat konflik, Gereja Tuhan juga harus dapat melihat bahwa penderitaan juga dialami rakyat Israel. Rekonsiliasi menjadi harga mati yang terus diperjuangkan Gereja Tuhan yang menjadikan berbeda dengan pandangan utama yang ada tentang konflik Israel Palestina saat ini.

 

 

Penulis  : Gilrandi ADP

 

Comments

Related Articles

Back to top button