Pesan Mimbar

The Pool of Bethesda


 

BeritaMujizat.com – Pesan Mimbar – Menjalani kehidupan yang sulit semacam ini, sudah seharusnya membawa kita untuk selalu menempatkan Tuhan sebagai sumber kekuatan dan hanya Dia satu-satunya harapan hidup kita. Karena Firman Tuhan berkata, Dia akan senantiasa menyertai dan memberi tuntunan bagi orang percaya. Kita tidak akan pernah bisa berjalan tanpa Imannuel.

Setiap kita punya jalan yang berbeda dengan jalan Tuhan. Kiranya setiap kita mendapat pewahyuan yang menjadi rhema bukan sekedar informasi untuk otak kita. Maka iman percaya kita akan dibangkitkan, dan ada kuasa atas setiap perkataan Firman Tuhan. Perkataan Tuhan Yesuslah yang memberi kemerdekaan dan mujizat itu pasti terjadi.

Ada sebuah cerita di dalam Yohanes 5:1-8 tentang Tuhan Yesus yang menyembuhkan orang yang sakit lumpuh selama 38 tahun. Ada Kairos yang mengguncangkan air dan terjadi kesembuhan atas orang yang sakit lumpuh. Tetapi ada yang salah, ketika orang yang sakit lumpuh itu ditanya oleh Tuhan Yesus, maukah dia sembuh?

Jawaban orang lumpuh itu seharusnya “mau” karena dia pasti ingin terjadi kesembuhan. Tapi justru tidak menjawab “ya” tetapi dia menyalahkan orang yang mendahului dia untuk berada di air kolam Bethesda. Bahkan dia menyalahkan situasi sekelilingnya. Hanya orang yang sakit, yang tahu dirinya membutuhkan kesembuhan. Tapi terkadang kita merasa sehat, dan tidak memerlukan kesembuhan.

 1. Maukah Engkau Sembuh?

Dalam kehidupan ini kita harus bisa berpikir dan merenungkan bahwa kita bisa sakit dan tidak bisa untuk selalu sehat terus. Apalagi untuk sehat terus secara spirit dan rohani itupun juga kita akan bisa mengalami sakit. Apalagi secara rohani ketika kita tidak sehat, kita tidak disiplin rohani, atau kita tidak percaya, tidak melakukan Firman Tuhan maka rohani kita bisa sakit.

Firman Tuhan itu yang akan menyembuhkan diri kita dan semua demi kebaikan kita. Apakah kita bisa diberkati ketika berada dalam keadaan rohani kita sakit? Bahkan tidak percaya dan beriman kepada Yesus. Oleh sebab itu hidup kita harus bangkit dan melihat kondisi hati kita. Dan berubah hati kita sehingga kita mengalami kesembuhan dan mujizat.

Terkadang banyak orang-orang yang tidak mau disembuhkan. Dan merasa lebih enak ketika berada dalam keadaan sakit. Hidup yang kita jalani dalam rutinitas sehari-hari tanpa kita imbangi iman yang kuat, hanya akan membuat hidup kita mudah sakit. Dan Tuhan Yesus sendiri mencari orang yang sakit. Oleh sebab itu jadilah pribadi yang selalu memerlukan kesembuhan setiap hari yang dari pada Tuhan.

Dibutuhkan pola pikir yang baru untuk mendapatkan kesembuhan rohani bagi orang-orang yang merasa dirinya sedang sakit. “Seharusnya gereja-gereja Tuhan menjadi kolam Bethesda Tuhan yang bisa membawa kesembuhan bagi banyak orang yang datang di gerejaNya Tuhan”. Dan dibutuhkan Yesus-Yesus untuk memperkatakan kesembuhan bagi orang-orang yang sakit.

2. Firman Tuhan Itu Berkuasa dan Merhema

Sama-sama orang beribadah, yang membedakan adalah dia mendapatkan air yang tenang atau air yang bergelora. Karena air yang tenang hanya membawa kita kepada informasi dan tidak ada lonjakan dalam hidup kita. Sedangkan air yang bergelora akan membawa kita bangkit, ingin melonjak dan Firman Tuhan itu merhema dalam hidup kita. Firman Tuhan itu akan membuat kita menyala dan Firman Tuhan itu berbicara sehingga membuat kita melakukan sesuatu untuk Tuhan.

Roma 10:17 berkata bahwa iman kita timbul dari Firman. Ingin selalu beriman maka kita selalu membaca Firman Tuhan. Iman timbul dari perkataan atau rhema yang membuat kita tidak berhenti. Jangan hidup di air yang tenang tetapi hiduplah di air yang bergelora. Iman bangkit karena Tuhan yang bekerja. Rhema itulah yang membuat kita terus berjalan di dalam Tuhan. Rhema itulah perkataan Tuhan yang membuat kita tidak capek dalam mengiring Tuhan dan mengenali gelombang/air yang bergelora yaitu Kairos waktu Tuhan itu datang. Dan terus ada gairah di dalam mengiring Tuhan.

3. Angkat Tilam dan Berjalanlah (Ketaatan)

Selama 38 tahun bukan waktu yang singkat, tapi tidak membawa orang lumpuh ingin sembuh ketika dia ditanya oleh Tuhan Yesus waktu itu. Tetapi ada satu yang menarik ketika Tuhan Yesus meminta orang lumpuh itu untuk mengangkat tilam dan berjalanlah. Dibutuhkan sebuah ketaatan untuk mengalami mujizat. Begitu juga dengan orang lumpuh yang mengangkat tilam dan berjalan bagi orang lumpuh tersebut.

Seperti di Kisah Para Rasul 12:7 kisah cerita dari Petrus ketika dia ada di dalam penjara dan seluruh tubuhnya dirantai. Petrus bangkit dahulu baru rantainya bisa terlepas. Petrus taat dulu baru dia mengalami mujizat. Ketaatan kita harus ada di depan sebelum jawaban itu ada. Ketaatan itu akan membuat banyak pintu-pintu yang tertutup menjadi terbuka.

Ketika kita berdoa, ketaatan kita akan membuahkan sesuatu. Maka sesuatu itu akan memberkati hidup kita. Jangan pernah meremehkan ketaatan kecil kita, karena dari ketaatan kita akan bisa melihat mujizat itu bisa terjadi. Ketaatan Musa dalam mengangkat tongkat dapat membelah laut merah. Ketaatan kecil kita dapat memberkati orang lain.

Ketika kita taat, kita akan bisa melihat Allah Imanuel itu menyertai kita. Hanya orang yang mendengar rhema yang bisa taat. Terus ikuti dan taati dan jangan fokus kepada kolam Bethesda, tapi Tuhan punya ribuan cara untuk menyembuhkan kita. Dimulai dari kita mau disembuhkan, kita percaya akan kuasa perkataan Tuhan Yesus dan terus berjalan dalam ketaatan.

Tuhan tidak meminta orang lumpuh dibawa ke kolam Bethesda tetapi dia hanya berkata: “maukah engkau sembuh?” Tuhan juga menginginkan supaya kita mau sembuh dan mengangkat tilam kita. Cara dan jalan kita sangatlah berbeda denganNya. Tuhan akan memberikan pola-pola dan strategi yang baru untuk kita tempuh. Ketika Tuhan sedang bergerak, terus perhatikan waktu Tuhan berbicara pada kita dan jangan berfokus pada yang kelihatan. Maka kita akan mengalami kesembuhan, dipimpin oleh rhema dan diberkati oleh ketaatan kita.

Firman Tuhan ini disampaikan oleh Bp. Pdt. Benyamin Henry Setiawan,S.Miss pada Minggu, 28 Maret 2021 di ibadah sore gereja Bethany El Bethel Solo Baru.

Penulis : Yohana Sri Pamularsih

Comments

Related Articles

Check Also
Close
Back to top button