Mr Anjas Dari Sekolah Papua Kasih Sulap Fitur TikTok Jadi Media Pembelajaran Atraktif
BeritaMujizat.com – Pendidikan – TikTok di era ini merupakan salah satu media sosial yang terbilang laris karena menyajikan berbagai fitur keren untuk penggunanya mengekspersikan diri secara kreatif dan aktraktif.
Di kalangan remaja, TikTok sudah tak asing lagi bagi mereka, bahkan sudah menjadi wadah untuk mengekspresikan diri. Hasil yang negatif atau positif saat menggunakan TikTok menjadi persoalan belakang, karena yang terpenting adalah viral untuk bisa terkenal dan menghasilkan uang.
Melihat hal itu, salah satu guru dari Sekolah Papua Kasih, Jayapura, Anjas Agustinus (27) tergerak untuk menjadikan TikTok sebagai media pembelajaran yang sejalan dengan habit anak-anak zaman sekarang.
“Anak-anak itu tertarik dan malah ngajak untuk ngeTikTok. Melihat hal itu saya menemukan bahwa TikTok ini membawa stamina tersendiri untuk mereka. Stamina yang bisa digunakan untuk membangkitkan semangat belajar dan kreativitas mereka. Yah akhirnya saya coba,” kata guru yang akrab disapa Mister Anjas itu.
Memanfaatkan fitur-fitur TikTok, pria berdarah Toraja, Sulawesi Selatan itu bersama siswa-siswanya berkreasi. Mulai dari bernyanyi, dance, hingga menampilkan berbagai bakat mereka.
Kreativitas mereka diunggah di akun TikTok Anjas sendiri yakni @guru.gagah. Konten-konten mereka bahkan FYP di TikTok dan menuai banjir pujian dari warganet.
Salah satu konten yang menampilkan suara emas seorang siswi bernama Abigail saat latihan voice over mencapai 3 milliar penonton dan ditambahkan ke favorit sebanyak lebih dari 25 ribu pengguna TikTok.
Dari video tersebut, Anjas dan Abigail diundang ke salah satu media besar tanah air untuk membagikan kreativitas mereka yang viral di media sosial.
Tidak hanya itu, di kelas English Club anak-anak diajarkan song interpretation dengan lagu Sang Dewi yang dinyanyikan Lyodra Ginting. Lagu yang kini viral dan menjadi backsound populer di TikTok itu diterjemahkan dalam Bahasa Inggris dan kemudian dinyanyikan para siswa.
“guru” seperti kk ini sangat dibutukan skali khususnya di daerah” karna penuh dgn inovasi dan metode” belajar yg tidak boring,terimakasih kk,” tulis @JustMetu di kolom komentar unggahan tersebut.
Lulusan Sastra Inggris Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga itu mengatakan, anak-anak dilatih untuk memfilter tontonan mereka, sehingga walau melekat dengan TikTok, tontonan dan konten-konten mereka adalah hal-hal yang menyangkut pendidikan dan kreativitas.
“Saya selalu ingatkan mereka, kalian boleh tren, viral di media sosial, tapi dengan prestasi dan hal-hal baik,” tutur Anjas.
Dia juga mengajak guru-guru yang lain untuk tetap semangat melahirkan ide-ide baru, tetap kretatif dan inovatif, tetap mendukung dan mengarahkan anak-anak bermedia sosial.
“Karena ini zaman mereka, tetapi harus dengan hal-hal baik dan prestasi,” pungkasnya.
Anjas mengaku bersyukur, karena di Sekolah Papua Kasih sangat terbuka dengan kemajuan teknologi dan terobosan-terobosan baru, sehingga mempermudah guru untuk mendidik anak-anak sesuai zaman mereka.