Kemutlakan Allah
TUHAN semesta alam telah merancang, siapakah yang dapat menggagalkannya? Tangan-Nya telah teracung, siapakah yang dapat membuatnya ditarik kembali? (Yes:1427). “Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal.” (Ayub 42:2).
Dua ayat di atas secara eksplisit memperlihatkan apa yang di sebut kemutlakan Allah. Pernyataan tidak pernah gagal ini sangat berbeda dengan realitas kehidupan manusia yang sering gagal, bahkan pemikiran nalar dunia adalah “kegagalan adalah sukses yang tertunda. Alias kata, kegagalan itu menjadi sesuatu yang tidak bisa dihindari dan bisa dikatakan menjadi suatu kemutlakan dalam hidup manusia.
Sehingga membayangkan sifat Allah yang sempurna dan TIDAK PERNAH GAGAL, dan TIDAK AKAN GAGAL, membutuhkan suatu perubahan pemikiran yang cukup radikal.
Pernyataan tidak pernah gagal itu memiliki arti SELALU BERHASIL. Sehingga kita harus mengerti terlebih dahulu apa yang disebut sukses dalam konteks atau presuposisi Ilahi.
Pengertian berhasil dalam pola pikir Allahnya Yesaya dan Ayub, bisa di ringkaskan dalam satu pernyataan “Sudah Selesai.” Perhatikan ayat berikut:
Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: “Sudah selesai.” Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya. (Yoh. 19:30).
Apa yang di selesaikan Yesus di kayu salib? Kalau kita melihat kebelakang, selama kehidupan di dunia, Yesus selalu fokus kepada apa yang Dia sebut,kehendak Bapa!.
Kata Yesus kepada mereka: “Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya. (Yoh. 4:34).
Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku. (Yoh. 6:38).
Dan puncaknya di taman getsemane, seorang Yesus harus memilih antara kehendakNya dan kehendak Bapa.
Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: “Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!” (Mat. 26:42).
Sukses dalam definisi Yesus adalah ketika seluruh kehendak Bapa terjadi. Jadi ketika dikatakan Dia tidak pernah gagal, artinya Kehendak Bapa PASTI terjadi.
Inilah yang disebut Kemutlakan Allah yang harus terus kita pelajari dan renungkan, sejauh dan sedetil apa kehendak Bapa dalam hidup kita manusia.
Kita tidak bisa melawan kemutlakan Allah, kita harus tunduk kepada fakta dan realitas itu. Melawan kemutlakan Allah adalah tindakan yang paling tidak rasional. Dan lagi sebetulnya kehendak Bapa tidak perlu di lawan, karena kehendakNya adalah untuk kepentingan kita.
Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? (Mat. 6:26)
Daily Seeking God
– 10 Tahun Perenungan Mencari Tuhan –
Daily Seeking God adalah kumpulan tulisan Hanny Setiawan selama 10 tahun. Ditulis secara spontan ketika ada pertanyaan-pertanyaan kepada diri sendiri. Dengan mengikuti “renungan harian” ini diharapan bisa mengerti pergumulan batin selama 2009-2019 penulis.