Wow! Christoper dari Sekolah Programming Indonesia Sulap Rongsokan Jadi Pet Feeder
BeritaMujizat.com – Media & Teknologi – Christoper Joshua Tjoeng (Christo), salah satu siswa Sekolah Programming Indonesia (SPI) sulap rongsokan atau barang bekas jadi Pet Feeder untuk hewan peliharaannya di rumah.
Meski baru berusia 10 tahun, Christo mampu berinovasi menciptakan sesuatu yang langka bahkan jarang dilakukan oleh anak-anak seusianya.
“Unik, aku suka teknologi, biasanya liat di game-game, suka banget,” ucapnya.
Tertarik dengan dunia programming membuat Christo memilih mengembangkan kemampuannya di SPI sejak masih duduk di bangku SD kelas 6.
“Jadi tau SPI dari temannya mama. Trus dibilang ke aku, dengarnya ada kelas online juga, jadi ikut aja,” kata Christo saat dihubungi INN Indonesia belum lama ini.
Christo kini aktif belajar di SPI dengan Grade Foundation 1.1, tipe online, dan sedang mengerjakan project pet feeder.
Meski belajarnya online dengan waktu satu jam, Christo mengaku dapat menangkap materi yang disampaikan guru dengan baik.
Hal itu terbukti dengan diciptakannya Pet Feeder untuk membantu hewan peliharaannya di rumah supaya tidak berantakan saat makan.
“Di rumah kan banyak hewan, anjing-anjing gitu. Kalau makan berantakan, makanya aku bikin pet feeder supaya makannya teratur dan gak berantakan,” paparnya.
Memanfaatkan barang bekas seperti botol plastik, kotak makan plastik, hingga potongan-potongan bahan mebel di toko milik orang tuanya, Christo pun merangkainya menjadi sebuah pet feeder dalam waktu yang singkat.
“Kalau beli online mahal, makanya milih bekas aja,” ujarnya.
Christo menjelaskan, untuk pengumpulan bahan dibutuhkan waktu sekitar dua hari.
Kemudian dalam waktu 4-6 jam, Christo pun merangkai barang-barang bekas itu menjadi pet feeder yang dapat berfungsi dengan memanfaatkan coding.
“Ultrasonik mendekati sesuatu, trus LCDnya nyala, servo ke 180, ini terbuka, trus makanan keluar,” jelas Christo singkat sambil menunjukan codingnya.
Selain itu, Christo juga mampu menceritakan cara pembuatan alat hingga logika dari program yang dibuat dengan luar biasa.
Lanjut Christo, dalam pembuatan pet feeder itu sempat gagal dua kali dan kemudian berhasil.
“Bisa selesai karna niat dan mau belajar. Kendalanya hanya nyariin bahan,” imbuhnya.
Christo mengaku, dapat menciptakan pet feeder sendiri berkat belajar di SPI.
“Saya bisa bikin ini pas belajar di SPI, karena banyak hal yang dipelajari di sana,” pungkasnya.
Christo menambahkan, dengan materi yang diberikan oleh gurunya yakni, Mr Tryo membuatnya dengan mudah menyelesaikan projectnya.
Sementara itu, guru pendamping Christo di SPI saat dihubungi Senin, 17 Oktober 2022 sore mengatakan, sejak bergabung dengan SPI pada Oktober 2021 lalu, Christo mempunyai sikap belajar yang baik dan antusias untuk mengerti fungsi dan logika dari materi yang disampaikan.
“Terlihat dari final project Christo dapat menceritakan cara pembuatan alat hingga logika dari program yang dibuat,” ungkap Mr Tryo Pujianto.
Mr Tryo juga menambahkan, Christo mampu membuat project tersebut dengan mudah karena telah dibekali dengan beberapa materi yang dipelajarinya di SPI.
“Beberapa materi yang Christo sudah pelajari adalah pengenalan sensor digital dan analog, aktuator (suara, bunyi, gerak dan text), dan dasar pemograman tentang “conditional statement,” paparnya.
Lanjut Mr Tryo, kebiasaan Christo belajar secara mandiri di rumah juga menunjang dia untuk dapat mengeksplorasi materi yang dia terima dalam kelas.
Christo juga mengajak teman-teman di seluruh Indonesia agar bergabung dan belajar di SPI.
“Kan online, jadi siapapun, dimanapun bisa belajar di SPI, karna SPI keren!” tutup Christo.