Tuhan Yang Kejam?
Dalam setiap kepercayaan, keyakinan, dan agama, “sosok” universal tuhan, dewa, ilah, atau sosok divinitas yang lain digambarkan sebagai sosok pelindung, pemberi berkat tapi dengan pamrih korban atau sajen.
Kalau korbannya kurang, tiba-tiba sang ilah telah menjadi sosok tuhan yang kejam yang sangat menakutkan. Tuhan seperti inilah yang membuat akhirnya manusia memutuskan untuk tidak percaya ada tuhan.
Dan sebagai akibatnya, menjadi tuhan bagi dirinya sendiri. Tuhan yang kejam, kira-kira begitulah gambaran yang selama ini muncul dalam agama.
Ketika kemudian pemahaman bahwa ada Tuhan yang mengasihi tanpa syarat, bahkan mau mati menggantikan semua kesalahan yang dibuat manusia, kebimbangan muncul.
Tuhan yang digambarkan dalam Perjanjian Lama sangat mendekati gambaran “Tuhan Yang Kejam”, sementara Tuhan dalam Perjanjian Baru adalah Tuhan yang mengasihi, apakah benar demikian?.
Bukan karena lebih banyak jumlahmu dari bangsa manapun juga, maka hati TUHAN terpikat olehmu dan memilih kamu–bukankah kamu ini yang paling kecil dari segala bangsa? — tetapi karena TUHAN mengasihi kamu dan memegang sumpah-Nya yang telah diikrarkan-Nya kepada nenek moyangmu, maka TUHAN telah membawa kamu keluar dengan tangan yang kuat dan menebus engkau dari rumah perbudakan,dari tangan Firaun, raja Mesir. (Ul 7:7-8).
Engkau yang mendengarkan doa. Kepada-Mulah datang semua yang hidup karena bersalah. Bilamana pelanggaran-pelanggaran kami melebihi kekuatan kami, Engkaulah yang menghapuskannya.
Berbahagialah orang yang Engkau pilih dan yang Engkau suruh mendekat untuk diam di pelataran-Mu! Kiranya kami menjadi kenyang dengan segala yang baik di rumah-Mu, di bait-Mu yang kudus. Dengan perbuatan-perbuatan yang dahsyat dan dengan keadilan Engkau menjawab kami, ya Allah yang menyelamatkan kami, Engkau, yang menjadi kepercayaan segala ujung bumi dan pulau-pulau yang jauh-jauh; (Maz 65:2-5).
Israel adalah bangsa pertama yang mengenali YHWH atau Tuhan dalam PL. Orang-orang Yahudi ini sangat percaya perjanjian (covenant) antara mereka dengan YHWH yang harus terus dijaga.
Dan sejarah mencatat, bahwa Israel selalu gagal memenuhi perjanjian itu, tapi YHWH tidak pernah mengingkari janjiNya. Dia bukan Tuhan yang kejam, justru sebaliknya Dia Tuhan yang selalu mencari cara untuk menyelamatkan.
Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar; tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu. (Yes 59:1-2).
Perjanjian Lama adalah cerita yang belum selesai. Sebab itu Yesus adalah penggenapan dari ceritaNya. Di dalam Kristus Yesus tidak ada lagi penghukuman. Itu cerita yang benar. Semua sudah selesai (Yoh 19:30).
Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus (Rom 8:1).
Tetapi oleh Dia kamu berada dalam Kristus Yesus, yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita. Ia membenarkan dan menguduskan dan menebus kita.(I Kor 1:30).
Tuhan yang benar tidak kejam, Dia sudah mati, bangkit, dan sekarang dengan otoritas penuh (Mat 28:18). Mampu dan mau menyelamatkan dan mengembalikan manusia kembali ke desain awal, memerintah bersama dengan Dia. Jangan pilih “Tuhan” yang salah. – Hanny Setiawan –
Daily Seeking God
– 10 Tahun Perenungan Mencari Tuhan –
Daily Seeking God adalah kumpulan tulisan Hanny Setiawan selama 10 tahun. Ditulis secara spontan ketika ada pertanyaan-pertanyaan kepada diri sendiri. Dengan mengikuti “renungan harian” ini diharapan bisa mengerti pergumulan batin selama 2009-2019 penulis.