Hidup Dalam Mandat IlahiRenungan HarianSpiritualitas

Tanggalkan Kasutmu!


TANGGALKAN KASUTMU!

Bacaan : Kel 3:1-10

Lalu Ia berfirman: “Janganlah datang dekat-dekat: tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat, di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus.” (Kel 3:5)

Musa melarikan diri dari Mesir ketika dia berumur 40 tahun (Kis 7:23), selama 40 tahun Tuhan (Kis 7:30) mengajar dia menjadi gembala bersama keluarga Yitro, dan menikah dengan Zipora dan dikarunia dua anak Gersom dan Eliezer. Kehidupan yang sudah stabil, tiba-tiba berubah lagi ketika dia melihat semak duri yang menyala.

Adapun Musa, ia biasa menggembalakan kambing domba Yitro, mertuanya, imam di Midian. Sekali, ketika ia menggiring kambing domba itu ke seberang padang gurun, sampailah ia ke gunung Allah, yakni gunung Horeb. Lalu Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya di dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Lalu ia melihat, dan tampaklah: semak duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api. (Kel 3:1-2)

Manusia bisa lupa, umur pun mungkin sudah tua, tapi Tuhan tidak pernah lupa dan selalu tepat dalam memposisikan seseorang. Setelah 40 tahun pertama belajar di tempat belajar terbaik didunia, Mesir, Musa diajar langsung oleh Tuhan selama 40 tahun untuk menyiapkan dia menjadi pembebas bagi orang Israel, hari itu Tuhan tahu Musa sudah siap untuk kembali ke Mesir.

Semak duri yang menyala adalah sebuah cara Tuhan memanggil Musa untuk “menyimpang” dari rutinitas (Kel 3:3).  Ketika dilihat Tuhan bahwa Musa mengambil langkah iman untuk “menyimpang”, maka disaat itulah Tuhan mulai berbicara, menampakan diriNya. (Kel 3:4).

Tuhan memanggil langsung kepada namanya, “Musa, Musa!” Sejak bayi, dan dikeranjang, selama 80 tahun didunia, Tuhan mengenal Musa. Mungkin diwaktu itu, secara karir, dan status sosial, Musa adalah orang biasa, dan gembala yang sedang mengerjakan rutunitas pekerjaan. Dilupakan seluruh Mesir bahkan. Tapi bagi Tuhan, Musa tidak pernah biasa, dia adalah orang yang dia pilih untuk sebuah mandat besar, melepaskan Israel dari perbudakan.

Tuhan selalu punya rencana, cara, dan jalan karena Dia adalah Tuhan atas langit dan bumi (Yes 55:9, 66:1, Mat 29:18). Tapi, karena keadaan, seringkali kita menjadi ragu akan rencana besar Dia, sehingga akhirnya bertindak pragmatis, dan praktis untuk kepentingan sesaat, akibatnya menyimpang dari mandat Ilahi yang seharusnya kita hidupi.

Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. (Rom 8:28).

Sebab itulah Tuhan perintahkan, “Tanggalkan Kasutmu!” (Kel 3:5). Musa harus dipisahkan (dikuduskan) dari jalan-jalan yang biasa, dan mulai mengikuti jalan Ilahi untuk memulai mandatNya. Sebelumnya, dengan cara sendiri Musa gagal, karena dia belum siap, dan belum dipisahkan. Kel 7:25, “Pada sangkanya saudara-saudaranya akan mengerti, bahwa Allah memakai dia untuk menyelamatkan mereka, tetapi mereka tidak mengerti.”

Ada titik dihidup kita, perintah “tanggalkan kasutmu” Itu akan hadir. Disaat itulah kita tahu, bahwa kita tidak bisa hidup seperti biasa lagi, tapi itulah titik awal dimana mandat Ilahi dimulai. Seluruh hidup Musa dipersiapkan untuk itu, demikian juga hidup kita. Disaat Tuhan minta kita meninggalkan kasut kita, seperti Yesus di taman Getsemani, yang bisa kita katakan cuma, “Jadilah kehendakMu” (Mat 26:43).

Pendalaman Alkitab:

Kata Ibrani hinneh (H2009)  yang dibaca hineni adalah satu kata tapi yang diterjemahkan menjadi Here I am, atau ini aku. Kata ini digunakan ketika Musa menjawab Tuhan, “Ya Allah” (Kel 3:4), dan digunakan Yesaya untuk menjawab panggilan Tuhan, “Ini aku, utuslah aku” (Yes 6:8). Ketika Tuhan memanggil Abraham untuk menyerahkan Ishak, “Abraham, Abraham”, maka Abraham menjawan menggunakan kata yang sama, “Ya Tuhan”, hineni. (Kej 22:11). Samuel ketika merespon panggilan (I Sam 3:6,8), menggunakan kata hineni sebagai tanda kesiapan, dan kehadiran. Memiliki arti lugas, lihatlah atau behold, kata hineni adalah kata yang penting untuk memperlihatkan kedekatan, keintiman dengan yang memanggil, juga respon yang Tuhan ketika Tuhan memanggil.

Penulis:Hanny Setiawan

HDMI (Hidup Dalam Mandat Ilahi)  adalah adalah konsep pengajaran holistik yang membawa kekristenan tidak berhenti kepada kesalehan pribadi, tetapi berfokus kepada Membangun Tubuh Kristus. Selama 49 Hari penulis mengajak untuk Menghidupi Tujuan Ilahi, Memahami Desain Awal, Mengalahkan Dunia, Melakukan Yang Seharusnya, Menjalani Kehidupan, Menyiapkan Jalan, Menggenapi Janji.

 

Comments

Related Articles

Back to top button