Hidup Dalam Mandat IlahiRenungan HarianSpiritualitas

Berseru Kepada Allah


BERSERU KEPADA ALLAH

Bacaan : Kel 2:23-25

Allah mendengar mereka mengerang, lalu Ia mengingat kepada perjanjian-Nya dengan Abraham, Ishak dan Yakub. Maka Allah melihat orang Israel itu, dan Allah memperhatikan mereka.
(Kel 2:24-25).

Keluarga Yakub memulai kehidupan di Mesir dengan kelimpahan karena Yusuf menjadi pemimpin di negeri itu. Tapi, setelah cerita Yusuf dilupakan, maka Mesir membuat bangsa Israel menjadi budak. Mulailah masa yang sulit bagi bangsa itu.

Lama sesudah itu matilah raja Mesir. Tetapi orang Israel masih mengeluh karena perbudakan, dan mereka berseru-seru, sehingga teriak mereka minta tolong karena perbudakan itu sampai kepada Allah. (Kel 3:23).

Mulai Israel berseru dan minta tolong kepada Allah Israel. Kemudian dikatakan, Tuhan mendengar (shama), mengingat (zakar), melihat (raah), dan kemudian memperhatikan (yada). Bukannya Tuhan tidak tahu, karena Dia adalah yang mahatahu, tapi seruan seperti bangsa Israel itu yang akan membuat hati Tuhan tersentuh.

Yesaya mengatakan telinga Tuhan tidak pernah kurang tajam, tangannya tidak pernah kurang panjang untuk menolong kita (Yes 59:1). Tapi dibutuhkan para penjaga tembok untuk tidak berdiam diri.

Di atas tembok-tembokmu, hai Yerusalem, telah Kutempatkan pengintai-pengintai. Sepanjang hari dan sepanjang malam, mereka tidak akan pernah berdiam diri. Hai kamu yang harus mengingatkan TUHAN kepada Sion, janganlah kamu tinggal tenang dan janganlah biarkan Dia tinggal tenang, sampai Ia menegakkan Yerusalem dan sampai Ia membuatnya menjadi kemasyhuran di bumi. (Yes 62:6).

Permasalahan dalam kehidupan kita yang memperbudak tidak bisa didiamkan. Kita harus berseru kepada sampai Dia mendengar, mengingat, melihat, dan memperhatikan permasalahan yang sedang kita hadapi.

70 tahun di perbudakan, Tuhan berjanji kepada Israel, setelah selesai 70 tahun, maka Israel akan kembali ke tanah perjanjian (Yer 29:10-11). Tapi Dia pun memberikan petunjuk, bahwa diakhir 70 tahun itu Israel perlu berdoa, berseru, mencari, dan menemukan Tuhan.

Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu; apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati,  (Yer 29:12-13).

Yesus mengajarkan kepada kita untuk meminta, mencari, dan mengetok supaya kita menerima, mendapat dan pintu dibukakan (Mat 7:7-8). Dalam buku Yakobus juga disebutkan kita tidak menerima apa-apa, karena kita tidak berdoa (Yak 4:2b).

Baik dilevel pribadi, keluarga, komunitas, kota, bahkan bangsa seperti Israel, semua bisa diselesaikan oleh seruan dari dalam hati kita yang terdalam. Seperti kata pemazmur from deep call unto the deep (dari kedalaman memanggil kedalaman) (Maz 42:7).  Roh Kudus sendiri yang mengajarkan kita berdoa dengan keluhan yang terucapkan (Rom 8:26).

Pendalaman Alkitab:

Kata perbudakan dalam bahasa Ibrani abodah (H5148)  yang diartikan sebagai sebagai kerja, melayani. Berasal dari kata dasar abad (5647) yang menjadikan kata ebed (5650) yang artinya budak. Kata budak dalam bahasa Yunani dipakai kata doulos (G1401) yang artinya hamba adalah kata yang penting untuk memperlihatkan karakter, ketaatan, dan sikap sebagai pengikut Yesus.  Paulus menyebutkan bahwa pilihannya kita menjadi budak dosa atau kebenaran (Rm 8:16-20).

Penulis :Hanny Setiawan

HDMI (Hidup Dalam Mandat Ilahi)  adalah adalah konsep pengajaran holistik yang membawa kekristenan tidak berhenti kepada kesalehan pribadi, tetapi berfokus kepada Membangun Tubuh Kristus. Selama 49 Hari penulis mengajak untuk Menghidupi Tujuan Ilahi, Memahami Desain Awal, Mengalahkan Dunia, Melakukan Yang Seharusnya, Menjalani Kehidupan, Menyiapkan Jalan, Menggenapi Janji.

Comments

Related Articles

Back to top button