Pesan Mimbar

The Mantle Of Sonship


The Mantle Of Sonship

Yesaya 58:14 (TB) maka engkau akan bersenang-senang karena TUHAN, dan Aku akan membuat engkau melintasi puncak bukit-bukit di bumi dengan kendaraan kemenangan; Aku akan memberi makan engkau dari milik pusaka Yakub, bapa leluhurmu, sebab mulut TUHANlah yang mengatakannya.

Bulan of Tammuz membawa kita belajar banyak tentang mentoring, fathering, hubungan, pembapaan dan sejenisny a. Setiap kita percaya bahwa kita adalah seorang anak juga seorang bapa yang berjalan bersama, berdampingan dan beriringan. Karena di akhir zaman ini hubungan bapa dan anak akan dipulihkan, sehingga hubungan antar generasi saling membutuhkan. Sebagai anak dan bapa memiliki hak yang sama untuk mendapat berkat-berkat Ilahi.

Sesungguhnya berkat Tuhan itu sudah ada, dan Tuhan lebih rindu menyiapkan pribadi kita untuk menerima berkat-berkatNya dari pada kita berfokus kepada berkat tersebut. Tuhan menyiapkan kita sebagai putra putri untuk mendapat berkat Tuhan. Kita bukan hamba yang penuh ketakutan, tapi kita adalah putra putri kerajaan surga yang dipersiapkan untuk menerima berkat Tuhan. Di siapkan untuk berjalan sebagai putra dan putri kerajaan dan memiliki jubah keputraan (Mantle Of Sonship).

Untuk Mendapatkan Jubah Keputraan :

Setiap kita di dalam keluarga akan mendapatkan bagian kita masing-masing. Setiap keluarga mendapatkan bagiannya masing-masing dan ketika berada tepat di posisinya masing-masing. Pasukan akhir zaman adalah keluarga yang membawa hadirat Tuhan. Mantel seorang putra harus kita miliki sehingga bisa berjalan bersama sebagai putra dan putri kerajaan karena kita adalah Generasi Manasye dan Efraim

1. Ada hubungan /Koneksi/Relasi/Kedekatan /Relationship antara seorang bapa dan anak.

Jubah keputraan yang di miliki oleh seorang Elisa seperti dalam 2 Raja-raja 2:8-12. Elisa tau bahwa Elia akan terangkat ke surga. Bahkan dalam perjalanannya bertemu dengan 450 nabi Baal dalam perjalanan dari Gilgal ke Bethel dan sampai ke Yerikho. Jubah keputraan Elia bisa sampai kepada Elisa. Karena Elisa tau betul bahwa Elia akan terangkat ke surga dan dia rindu mendapat dua bagian dari roh Elia.

Ketika Elisa melihat Elia terangkat ke surga, dan dia melihat Elia terangkat ke surga dan Elisa merebut jubah Elia. DalamAyat 12 di katakan Elisa berteriak kepada Elia dan menyebut Bapa, bukan tuan. padahal Elia itu adalah tuannya dan dirinya seorang hamba. Tapi Elisa tau bahwa kehidupan Elia sedemikian sudah sangat dekat dengan dirinya.

Ada koneksi antara Elia dan Elisa yang membuat jubah keputraan Elia di terima kepada Elisa. Hampir 10-15 tahun Elia dan Elisa berjalan bersama. Ada hubungan yang erat dan dekat yang terjadi di antara Elia dan Elisa.

Kita di bawa kembali untuk mendapat bagian kita. Karena Tuhan sedang menyiapkan diri kita untuk hidup berdampingan dengan Tuhan. Oleh sebab itu banyak yang harus kita benahi dalam diri kita karena kenyataannya kita akan menghadapi kesulitan di dalamnya. Supaya kita bisa melewati setiap proses demi proses kehidupan.

Setiap hubungan yang benar selalu menyentuh kepada kehidupan bukan sekedar ke permukaannya saja. Pekerjaan, pelayanan atau hubungan tanpa disertai kehidupan hanya akan melelahkan saja. Oleh sebab itu kita harus menyentuh sampai kedalam kehidupan.

Yesaya 58:14 kita akan bersenang-senang dalam Tuhan san Dia akan memberi makan dari bapak Yakub. Tetapi kita harus bisa memberi ruang hubungan untuk Tuhan. Jarak-jarak dalam setiap hubungan baik kita dengan Tuhan maupun kita dengan sesama itu harus di benahi. Sebagai anak harus mengejar Tuhan. Karena di sana akan ada urapan yang mengalir. Hubungan-hubungan dingin harus mulai di benahi.

Elia dan Elisa menerapkan hubungan bapa dan anak. Tapi Elia dan Gehazi tidak terjadi hubungan Bapa dan Anak. Oleh sebab itu Gehazi tidak mendapat seperti Elisa mendapat. Karena tidak ada kedekatan antara Elia dan Gehazi bahkan Gehazi tidak mengerti Elia seperti Elisa mengerti Elia.

2. Kedewasan Sebagai Anak

Ada hubungan yang baik supaya dapat berjalan bersama, meskipun sering bisa ada ketidakcocokan tapi mengerti arti di balik kita berjalan bersama maka kita akan bisa untuk berjalan bersama. Kesetiaan untuk berjalan itu sangatlah penting. Hanya anak yang dewasalah yang bisa mendapat jubah keputraan (Mantle Of Sonship).

Untuk anak-anak tertentu kita bisa mendapat warisan yang biasa tapi hanya anak yang dewasa yang akan mendapat warisan yang banyak. Seorang anak-akan di latih oleh seorang hamba untuk di didik dan di hajar. Dan seorang bapa akan berkata cukup ketika dia melihat sang anak cukup selesai di didik dan di latih. Untuk mendapatkan jubah keputraan kita perlu memiliki kerendahan hati, sikap di bentuk, di hajar dan di didik.

Galatia 4:7 (TB)  Jadi kamu bukan lagi hamba, melainkan anak; jikalau kamu anak, maka kamu juga adalah ahli-ahli waris, oleh Allah.

Ada contoh orang yang tidak cukup dewasa, dia adalah seorang sang sulung dalam perumpamaan anak bungsu. Dalam Lukas 15 memperlihatkan bahwa si sulung tidak cukup dewasa untuk melihat si bungsu pulang ke rumah bapanya. Sering kali kita seperti si sulung dan hati kita menjadi iri seperti si sulung. Ini menandakan kita tidak cukup dewasa.

Kedewasaan kita sebagai anak akan melandasi kita menjadi Bapa. Hidup dalam tuntunan Ilahi akan membawa kita bisa dewasa di dalam Tuhan. Kedewasaan yang kita miliki perlu selalu di dongkrak dan di push lebih lagi. Kedewasaan kita diuji ketika kita melihat orang lain berhasil. Kedekatan kita dengan bapa akan  mengubah setiap pola pikir dan sikap hati serta karakter kita. Kita di tuntut dewasa untuk mendapatkan jubah keputraan.

Tanpa memiliki jubah seorang anak, maka akan ada krisis bapa di tahun tahun yang akan mendatang. Ketika Tuan sedang melakukan kehendak Bapa, maka roh kita sedang makan dan bertumbuh. Begitu juga dengan kita yang melakukan kehendak Bapa, maka roh kita sedang makan dan bertumbuh.

Mulai tenun jubah bulu onta sebagai orang yang rendah hati. Seperti Yohanes Pembaptis yang dirinya memakai jubah bulu onta karena kerendahan hatinya. Memiliki jubah kerendahan ketaatan anak seperti ketaatan Elisa itu yang perlu kita mau kejar. Biarlah hati kita terus tergerak supaya kita tidak kehilangan bagian kita. Terus ijinkan di didik dan mau diatur. Sehingga menjadi orang dewasa yang mengeluarkan pujian kehidupan dari setiap hati kita.

Firman Tuhan ini disampaikan oleh Pdt. Benyamin Henry Setiawan,S.Miss di ibadah Live Streaming pada hari Minggu,5 Juli 2020 di Bethany El-Bethel Solo Baru.

 

 

 

 

 

Comments

Related Articles

Back to top button