Revival Meeting “The Bell of Revival” Solo Selatan: Suara Penyembahan Menyalakan Apa yang Mati
BeritaMujizat -Revival- Fire Generation kembali mengadakan Revival Meeting “The Bell of Revival”. Setelah Jumat lalu Revival Meeting ini diadakan di Solo Kota (Solo bagian Utara), Jumat (18/3/2022) Revival Meeting ” The Bell of Revival” diadakan di Solo bagian Selatan (Sukoharjo, Wonogiri, Klaten, Boyolali).
Baca Juga : Revival Meeting “The Bell of Revival” Memanggil Generasi Membangun Pasukan
Berbeda dengan Revival Meeting yang pertama, undangan tersebar ke sekolah-sekolah dan kampus-kampus. Pada Revival Meeting Solo Selatan ini justru mengundang gereja-gereja dan melalui gereja itu bisa bertemu dengan banyak sekolah. Ada sekitar 126 orang yang datang onsite di Gereja Pantekosta Immanuel (GPIm) Telukan, Grogol dan sisanya bergabung online melalui Zoom Meetings.
Sekitar tiga jam sebelum ibadah dimulai, di daerah GPIm Telukan hujan lebat dan terjadi pemadaman listrik. Keadaan itu membuat panitia sedikit tegang. Pasalnya, pemadaman berlangsung lama sampai jemaat sudah banyak yang datang.
“Kita akhirnya telpon PLN tiga kali, dengan jawaban ternyata ada gangguan listrik di sekitar daerah kita tempati. Kita mendapat kabar semua kecamatan sudah menyala, hanya di tempat kita mengadakan RM yang belum menyala. Kata masyarakat sekitar, belum pernah terjadi mati listrik hampir tiga jam,” ungkap Meli Yurike Hawini, (22), Ketua Panitia Revival Meeting Solo Selatan.
Listrik tidak kunjung menyala dan acara sudah mundur setengah jam dari waktu yang sudah ditentukan, ibadah dimulai dengan alat seadanya. Tim Praise and Worship menggunakan alat musik yang tidak menggunakan listrik, yaitu gitar dan cajon saja. Tetapi, dengan cara Tuhan yang ajaib, saat penyembahan dinaikkan tiba-tiba listrik menyala. Worship Leader tetap mengajak jemaat untuk menyembah Tuhan dan pemain musik mengganti alat musik listrik satu per satu.
“Rasanya gugup dan takut acara tidak berjalan lancar seperti yang diharapkan. Sampai satu titik kami hanya berserah, apapun yang terjadi kami tetap bersyukur. Saat kami mulai menaikkan pujian tiba-tiba lampu menyala,” tambah Meli Yurike Hawini.
Seakan-akan Tuhan berbicara melalui kejadian listrik yang mati. Bukan suatu kebetulan listrik menyala saat penyembahan dinaikkan. Suara penyembahan itu dapat menyalakan apa yang mati. Selaras dengan pesan Revival Meeting “The Bell of Revival yang diimapartasikan oleh Ev. Natanael Kurniawan, kita adalah lonceng kebangunan rohani.
Yohanes 5:8-9 (TB) Kata Yesus kepadanya: “Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah.” Dan pada saat itu juga sembuhlah orang itu lalu ia mengangkat tilamnya dan berjalan. Tetapi hari itu hari Sabat.
Seperti Yesus yang firman-Nya (suara-Nya) dapat membangkitkan orang yang selama tiga puluh delapan tahun tidak bisa bangkit dari tilamnya. Begitupun dengan hidup kita, seharusnya menjadi suara yang membangkitkan orang-orang dengan penyakit lumpuh, buta, timpang secara rohani. Datang ke keluarga, sekolah, teman-teman kita dan bawa harapan untuk mereka.
Panggilan altar untuk semua orang yang meresponi pesan yang telah diimpartasikan. Beberapa jemaat maju dan mulai menangkap hati Tuhan, hingga mengalami Tuhan di altar. Tetapi, masih banyak yang ragu-ragu dan takut untuk menerima hati Tuhan lebih lagi dalam hidup mereka. Lalu, semua yang hadir membuat lingkaran sesuai dengan gereja atau wilayah masing-masing untuk berdoa dan minta belas kasihan Tuhan lebih lagi.
Semua mengalami Tuhan dan ditutup dengan dideklarasikan Roma 8:14-17 (TB) Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah. Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: “ya Abba, ya Bapa!” Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah. Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.
Kita percaya bersama bahwa aliran api itu mulai mengalir dari satu kota demi satu kota lain di Soloraya. Biarkan generasi ini menjadi lonceng yang memanggil banyak keluarga, sekolah, gereja, dan suku untuk kembali kepada Tuhan.
Penulis : Nandhita Sri Devi