Reformasi Asa: Bagaimana Raja Yehuda Mengubah Sejarah Bangsanya
BeritaMujizat.com – Sosok – Asa adalah keturunan langsung dari Raja Daud dan merupakan raja ketiga dari Kerajaan Yehuda. Ia memerintah selama 41 tahun dan dikenal sebagai raja yang saleh serta membawa reformasi besar dalam kerajaannya.
Asal-usul dan Keluarga
Nama Asa berasal dari bahasa Ibrani yang berarti “dokter” atau “penyembuh.” Ia adalah putra dari Raja Abia, cucu dari Raja Rehabeam, dan cicit dari Raja Salomo. Neneknya, Maakha, adalah anak dari Abisalom.
Pemerintahan Asa
Asa dikenal sebagai raja yang lebih baik dibandingkan ayah dan kakeknya. Ayahnya, Abia, hanya memerintah selama tiga tahun dan melakukan banyak kejahatan di mata Tuhan. Hal yang sama juga dilakukan oleh kakeknya, Rehabeam. Namun, ketika Asa naik takhta, ia melakukan reformasi besar dalam keagamaan dan sosial di Yehuda.
Asa menyingkirkan pelacuran bakti dari kuil-kuil, menebang tiang-tiang Asyera, serta memecat neneknya, Maakha, dari jabatannya sebagai ibu suri karena keterlibatannya dalam penyembahan berhala. Ia bahkan membakar patung Asyera. Seperti yang tertulis dalam 1 Raja-raja 15:12-13:
“Ia menyingkirkan pelacuran bakti dari negeri itu dan menjauhkan segala berhala yang dibuat oleh nenek moyangnya. Bahkan ia memecat Maakha, neneknya, dari pangkat ibu suri, karena neneknya itu membuat patung Asyera yang keji. Asa merobohkan patung yang keji itu dan membakarnya di Lembah Kidron.”
Selain itu, Asa mendorong rakyatnya untuk menyembah Tuhan. Di awal pemerintahannya, Yehuda mengalami masa damai selama 10 tahun.
Perang Melawan Etiopia
Setelah masa damai selama satu dekade, Asa menghadapi serangan dari Zerah, orang Etiopia, yang membawa pasukan sebanyak satu juta tentara dan 300 kereta perang hingga ke Maresa. Asa lalu berdoa kepada Tuhan:
“Ya TUHAN, selain daripada Engkau, tidak ada yang dapat menolong yang lemah terhadap yang kuat. Tolonglah kami ya TUHAN, Allah kami, karena kepada-Mulah kami bersandar dan dengan nama-Mu kami maju melawan pasukan yang besar jumlahnya ini. Ya TUHAN, Engkau Allah kami, jangan biarkan seorang manusia mempunyai kekuatan untuk melawan Engkau!”
Tuhan mengabulkan doanya dan pasukan Etiopia dikalahkan. Mereka melarikan diri, tetapi dikejar oleh pasukan Asa hingga ke Gerar, di mana mereka tewas tanpa tersisa.
Baca juga : Pemerintahan Raja Asa: Awal yang Kuat, Akhir yang Kelam
Perang Melawan Raja Baesa dan Perjanjian dengan Benhadad
Pada tahun ke-36 Kerajaan Yehuda (tahun ke-17 pemerintahan Asa), perang kembali pecah antara Asa dan Baesa, Raja Israel. Baesa membentengi Rama untuk mengisolasi Yehuda. Asa kemudian mengambil emas dan perak dari perbendaharaan rumah Tuhan serta istana, lalu memberikannya kepada Benhadad, Raja Aram, untuk membantunya melawan Israel.
Keputusan Asa ini tidak berkenan di hadapan Tuhan. Seorang nabi bernama Hanani menegur Asa dengan mengingatkannya akan bagaimana Tuhan telah membantunya dalam peperangan melawan Etiopia. Namun, bukannya bertobat, Asa justru marah dan memenjarakan Hanani serta mulai menindas rakyatnya. Seperti yang tertulis dalam 2 Tawarikh 16:10:
“Maka sakit hatilah Asa karena perkataan pelihat itu, sehingga ia memasukkannya ke dalam penjara, sebab memang ia sangat marah terhadap dia karena perkara itu. Pada waktu itu Asa menganiaya juga beberapa orang dari rakyat.”
Akhir Hidup Asa
Pada tahun ke-39 pemerintahannya, Asa menderita penyakit kaki yang parah. Namun, alih-alih mencari pertolongan Tuhan, ia justru meminta bantuan tabib. Seperti yang disebutkan dalam 2 Tawarikh 16:12:
“Pada tahun ketiga puluh sembilan pemerintahannya Asa menderita sakit pada kakinya yang kemudian menjadi semakin parah. Namun dalam kesakitannya itu ia tidak mencari pertolongan TUHAN, tetapi pertolongan tabib-tabib.”
Dua tahun kemudian, Asa meninggal dunia dan dimakamkan dengan penuh penghormatan. Meskipun akhir pemerintahannya tidak sebaik awalnya, ia tetap dikenang sebagai raja yang saleh dan membawa perubahan besar bagi Yehuda.
Setelah kematiannya, putranya Yehosyafat naik takhta dan memerintah selama 25 tahun. Ia mengikuti jejak ayahnya dalam mencari Tuhan dan memerintah dengan adil.