Spiritualitas

Pemerintahan Raja Asa: Awal yang Kuat, Akhir yang Kelam


BeritaMujizat.com – Spiritualitas –  Asa seorang raja yang mengawali pemerintahannya dengan sangat baik. Tetapi sangat menyedihkan ketika diakhir masa pemerintahannya, penyimpangan dan ketidakbenaran dihadapan Tuhan dilakukannya.

Di dalam alkitab tertulis banyak kisah tentang raja-raja yang dapat kita pelajari. Termasuk di dalamnya seorang raja Asa yang memerintah kerajaan Yehuda. Ia menjadi raja di Yerusalem selama 41 tahun (911-870 SM).

Dalam 2 Tawarikh 14 -15 kita dapat melihat bagaimana Asa memerintah dengan luar biasa. Asa membuat banyak pembaharuan dan membawa bangsa nya untuk selalu mencari Tuhan.

2 Tawarikh 14 : 2-5 :  Asa melakukan apa yang baik dan yang benar di mata TUHAN, Allahnya. Ia menjauhkan mezbah-mezbah asing dan bukit-bukit pengorbanan, memecahkan tugu-tugu berhala, dan menghancurkan tiang-tiang berhala. Ia memerintahkan orang Yehuda supaya mereka mencari TUHAN, Allah nenek moyang mereka, dan mematuhi hukum dan perintah. Ia menjauhkan bukit-bukit pengorbanan dan pedupaan-pedupaan  dari segala kota di Yehuda. Dan kerajaanpun aman di bawah pemerintahannya.

Setelah Asa memerintah dengan damai selama sepuluh tahun, Zerah, orang Etiopia itu, maju berperang melawan Asa dengan tentara sebanyak sejuta orang dan tiga ratus kereta. Ia sampai ke Maresa. Lalu Asa maju menghadapinya.

Asa berseru kepada TUHAN, Allahnya: “Ya TUHAN, selain daripada Engkau, tidak ada yang dapat menolong yang lemah terhadap yang kuat. Tolonglah kami ya TUHAN, Allah kami, karena kepada-Mulah kami bersandar dan dengan nama-Mu kami maju melawan pasukan yang besar jumlahnya ini. Ya TUHAN, Engkau Allah kami, jangan biarkan seorang manusia mempunyai kekuatan untuk melawan Engkau!”

Dan TUHAN memukul kalah orang-orang Etiopia itu di hadapan Asa dan Yehuda. Kemenangan demi kemenangan diberikan Tuhan karena Asa mencari Tuhan dan berseru hanya kepada Tuhan.

Asa merupakan seorang raja baik yang pemerintahannya ditandai oleh kesetiaan kepada Allah. Akan tetapi, ia gagal mempercayai Allah sepenuhnya pada tahun-tahun terakhir.

Ada perang antara Asa dan Baesa, raja Israel, sepanjang umur mereka. Pada tahun ke-36 Kerajaan Yehuda (tahun ke-17 pemerintahan Asa), Baesa, raja Israel, maju berperang melawan Yehuda.

Asa mengambil segala emas dan perak yang masih tinggal dalam perbendaharaan rumah TUHAN dan dalam perbendaharaan rumah raja dan menyerahkannya kepada pegawainya. Kemudian raja Asa mengutus mereka kepada Benhadad bin Tabrimon bin Hezion, raja Aram yang diam di Damsyik, dengan membawa pesan untuk membatalkan perjanjian raja Aram dengan Baesa, raja Israel. Hal ini supaya  Baesa, raja Israel undur dari Asa.

Asa bersandar pada kekuatan raja Aram. Dia tidak lagi berseru kepada Allah untuk menolongnya, tetapi dia mengerahkan kekuatannya sendiri dan koleganya untuk menang.

Kemudian datanglah Hanani, seorang pelihat kepada Asa, raja Yehuda, katanya kepadanya: “Karena engkau bersandar kepada raja Aram dan tidak bersandar kepada TUHAN Allahmu, oleh karena itu terluputlah tentara raja Aram dari tanganmu.

Bukankah tentara orang Etiopia dan Libia besar jumlahnya, kereta dan orang berkudanya sangat banyak? Namun TUHAN telah menyerahkan mereka ke dalam tanganmu, karena engkau bersandar kepada-Nya. Karena mata TUHAN menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatan-Nya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia.

Dalam hal ini engkau telah berlaku bodoh, oleh sebab itu mulai sekarang ini engkau akan mengalami peperangan.” Maka sakit hatilah Asa karena perkataan pelihat itu, sehingga ia memasukkannya ke dalam penjara, sebab memang ia sangat marah terhadap dia karena perkara itu. Pada waktu itu Asa menganiaya juga beberapa orang dari rakyat.

Asa tidak hanya bersandar pada kekuatan manusia, tetapi ketika dia dinasehati tentang kebenaran justru panas hati dan bahkan menganiaya orang-orang yang berusaha menyadarkannya.

Asa memulai pemerintahannya dengan sangat baik, tetapi mengakhirinya dengan sangat buruk.

Comments

Related Articles

Back to top button