Mandat BudayaPendidikan

Pijakan untuk Mewujud Nyatakan Transformasi Pendidikan


Suasana belajar online Sekolah Nusantara Baru

BeritaMujizat.com – Pendidikan – Bencana yang dibawa oleh wabah Covid-19 sesungguhnya membawa berkah tersendiri bagi dunia pendidikan. Proses penyesuaian terhadap dampak guncangan akibat covid-19 mendorong  percepatan transformasi pendidikan.

Normal baru memaksa kita untuk mulai beranjak dari sistem pendidikan lama yang sudah usang untuk mengejar kecepatan perubahan jaman. Banyak pihak telah sepakat bahwa sistem pendidikan lama memang sudah saatnya untuk ditransformasi.

Transformasi pendidikan dan ajakan untuk mengubah wajah pendidikan bahkan menjadi suguhan wajib yang ditampilkan oleh para pembicara atau pimikir ketika membicarakan pendidikan. Akan tetapi beratnya perjuangan dan terancamnya zona nyaman akibat perubahan, membuat transformasi seakan menjadi hal yang sangat utopis.

Kita tentu diingatkan oleh kisah bangsa Israel ketika hendak keluar dari perbudakan di tanah Mesir. Beratnya perjuangan dan kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam proses menuju tanah perjanjian, membuat sebagian besar bangsa Israel gentar dan ingin kembali saja ke Mesir menjadi budak.

Kemajuan Teknologi Mempermudah Transformasi

Konsep belajar jarak jauh melalui teknologi atau yang dikenal sebagai E-learning, sesungguhnya memberikan kesempatan yang sangat besar bagi terwujudnya transformasi pendidikan. Pemanfaat teknologi yang tepat dapat digunakan untuk melakukan efisiensi anggaran, pemerataan pendidikan, dan peningkatan kualitas pendidikan.

Dalam melakukan efisiensi anggaran, teknologi dapat digunakan untuk memangkas alur birokrasi dan transparasi anggaran yang mencegah korupsi. Kita tentu masih ingat dengan kasus pengadaan UPS untuk SMAN/SMKN di Jakarta.

Pengadaan untuk bidang pendidikan memang menjadi lahan empuk untuk korupsi. Berdasarkan data yang dirilis ICW, setidaknya ada 425 kasus korupsi terkait dengan anggaran pendidikan terjadi pada periode 2005-2016, dengan kerugian negara mencapai Rp1,3 triliun dan nilai suap Rp55 miliar (Kompas.com, 17/5/2016).

Selain mencegah korupsi, kemajuan teknologi dapat dimanfaatkan untuk melakukan penghematan anggaran yang cukup besar dengan membangun kelas-kelas berbasis virtual. Kelas-kelas virtual dapat menghemat anggaran belanja pembangunan fisik atau gedung sekolah yang seringkali hanya fokus pada kuantitas daripada kualitas pendidikan.

Saat ini ada banyak sekali lembaga-lembaga pendidikan yang mengembangkan sistem e-learning yang canggih dan menarik untuk belajar. Developer-developer yang siap merangcang dan membangun sistem e-learning saat ini juga mulai banyak bermunculan.

Tentu bukanlah suatu yang sulit untuk membangun e-learning yang canggih dan menarik untuk menjawab tantangan pendidikan saat ini. E-learning juga dapat mengintegrasi proses perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian atau evaluasi pembelajaran.

Algoritma-algoritma yang disusun dalam kelas virtual dapat memunculkan sistem penilaian otomatis dan terukur. Hal ini tentu mempermudah para pendidik untuk melakukan perencanaan dan pelaksaan pembelajaran selanjutnya. Dengan adanya sistem yang mengerjakan tugas-tugas administrasi, guru dapat lebih fokus pada anak.

Kelas-kelas virtual juga dapat menjawab pemerataan pendidikan yang saat ini menjadi masih menjadi PR besar pendidikan Indonesia. Kelas-kelas virtual dapat menghadirkan pendidik dan materi pendidikan yang berkualitas di daerah-daerah tertinggal.

Salah satu faktor penghabat pemerataan pendidikan adalah kurang terdistribusinya pendidik dan materi pendidikan berkualitas. Sekolah-sekolah yang ada di remote area biasanya diajar oleh guru-guru “seadanya” yang rela mengajar dan mengabdi di tempat-tempat tersebut.

Untuk menjangkau remote area kelas-kelas virtual dapat di salurkan melalui stasiun televisi atau dalam bentuk softfile sebagai materi penunjang bagi para pendidik yang berjuang di remote area.

E-learning juga dapat melibatkan para tenaga ahli atau profesional baik dari dalam maupun dari luar negeri sebagai pendidik. Keterlibat para ahli dan profesional baik dalam dan luar negeri inti tentu dapat meningkatkan kualitas pendidikan.

Permasalah rendahnya keualitas pendidik saat ini masih menjadi masalah besar dalam pendidikan. Hampir 70 % pendidik yang ada saat ini ada dibawah standart kompetensi (sumber). Dengan adanya e-learning ini pendidik bisa lebih fokus pada peran sebagai fasilitator.

Menjadi Pijakan bagi Transformasi

Proses transformasi tidak pernah berjalan dengan mudah dan tanpa hambatan. Setiap perjalanan menuju transformasi adalah proses yang tidak mudah dan sangat rawan konflik. Kegaduhan demi kegaduhan yang muncul sejak sistem belajar online di berlakukan. menunjukan betapa rumit dan riskanya proses transformasi.

Perubahan selalu memunculkan tantangan dan permasalahan baru yang harus dihadapi. Penyesuaian terhadap sistem yang baru memang dibutuhkan komitmen yang sangat tinggi. Ditengah segala kesulitan dan kerawanan inilah dibutuhkan pendidika yang rela menjadi pijakan bagi terwujudnya transformasi.

Sebagai pijakan, pendidik tentu harus rela mengesampingkan kepentingan dan ego diri sendiri demi terjadinya perubahan yang mungkin tidak menguntung pribadi secara langsung. Menjadi pijakan juga berarti siap menjembatani dan mengisi ruang-ruang kosong yang muncul ketika proses transformasi mulai berjalan.

Dalam menjadi pijakan, pendidik tentu harus merdeka dari konflik kepentingan yang biasnya tumbuh subur didalam situasi perubahan. Permasalahan dan tantangan yang muncul bukan menjadi ajang untuk menjatuhkan atau menunjuk kesalahan pihak lain.

Permasalahan dan tantangan baru dianggap sebagai konsekuensi umum dari sebuah perubahan yang harus segara diatasi bukan dipolitisasi. Sebagai pijakan, pendidik tentu tidak mundur dari perjuangan seberat dan sesulit apapun keadaan yang dihadapi.

Optimisme selalu terbangun karena penderitaan yang dialami saat ini tidak sebanding dengan manfaat kemajuan pendidikan yang dapat dirasakan oleh generasi selanjutnya dimasa yang akan datang. Menjadi pijakan dalam mewujudkan transformasi ini adalah teladan yang diajarkan Tuhan Yesus melalui karya penyalibanNya.

Sebagai pendidik manakah yang akan kita pilih? menjadi pijakan yang siap sedia membantu proses terjadinya transformasi, atau menjadi batu sandungan? Menjadi pijakan atau batu sandungan merupakan upaya menaris garis pembatas ditengah segala kegaduhan yang ada di dunia pendidikan saat ini.

 

Penulis : Gilrandi ADP

Comments

Related Articles

Back to top button