Daily Seeking GodRenungan Harian

Menyelesaikan Diri Sendiri


Dimana Tuhan? DirumahNya. Itu jawaban yang paling sederhana. Kalau Tuhan benar-benar ada, Dia akan tinggal disatu tempat, yang disebut rumah. Karena Dia seorang Raja, maka tempat kediamannya disebut Istana Raja. Dan tempat Dia duduk disebut Tahta.

Dan karena manusia asalnya dari Tuhan, maka rumah Tuhan adalah rumah manusia yang asli. Dunia dimana kita tinggal hanyalah kemah sementara yang pada akhirnya akan dibongkar.

5:1 Karena kami tahu, bahwa jika kemah tempat kediaman kita di bumi ini dibongkar, Allah telah menyediakan suatu tempat kediaman di sorga bagi kita, suatu tempat kediaman yang kekal, yang tidak dibuat oleh tangan manusia.

5:2 Selama kita di dalam kemah ini, kita mengeluh, karena kita rindu mengenakan tempat kediaman sorgawi di atas tempat kediaman kita yang sekarang ini, 5:3 sebab dengan demikian kita berpakaian dan tidak kedapatan telanjang.

5:4 Sebab selama masih diam di dalam kemah ini, kita mengeluh oleh beratnya tekanan, karena kita mau mengenakan pakaian yang baru itu tanpa menanggalkan yang lama, supaya yang fana itu ditelan oleh hidup. (II Kor 5:1-4)

Inilah sebabnya pencarian kita kembali kepada Tuhan adalah sebuah perjalanan rohani atau pilgrimage. Perjalanan rohani ini dilakukan para tokoh sentral dalam agama-agama dunia Budha, Muhammad, Kresna, bahkan sampai Sung Go Kong pun melakukan perjalanan ke barat bersama sang biksu untuk memenuhi “panggilan pulang”.

Yang menarik, Yesus Kristus pun melakukan perjalanan rohani panjang dari rumah BapaNya, sampai ke Betlehem, dan pada akhirnya secara manusiawi berhenti di Golgota, dan pulang naik ke Surga, rumahNya.

Dari semua perjalanan itu intinya adalah perjalanan untuk menyelesaikan dengan diri sendiri. Fil 2:6-11 memperlihatkan perjalanan iman yang  disebut Kenosis. Proses pengosongan diri adalah proses kedalam bukan proses keluar.

Pemazmur dalam Mazmur 1:1 menyuarakan supaya kita merenungkan atau meditate perkataanNya siang dan malam, suatu disiplin rohani seperti chanting, bahan mantra yang dari abad ke abad dipercaya sebagai bagian dari pendewasaan spiritualitas.

Perjalanan kenosis inilah yang dihadapi Yakub si penipu, sehingga akhirnya menjadi Israel (Pahlawan Tuhan) di Pniel. Yakub akhirnya selesai dengan dirinya, ketika kakinya terpelecok karena perjumpaan Ilahi yang dahsyat dengan TuhanNya.

Yakub menamai tempat itu Pniel, sebab katanya: “Aku telah melihat Allah berhadapan muka, tetapi nyawaku tertolong! (Kej 32:30).

– Hanny Setiawan –

Daily Seeking God
– 10 Tahun Perenungan Mencari Tuhan –
Daily Seeking God adalah kumpulan tulisan Hanny Setiawan selama 10 tahun.  Ditulis secara spontan ketika ada pertanyaan-pertanyaan kepada diri sendiri.  Dengan mengikuti “renungan harian” ini diharapan bisa mengerti pergumulan batin selama 2009-2019 penulis.

Comments

Related Articles

Back to top button