SosokSpiritualitas

Hinaan Hingga Ancaman akan Dibunuh, Pendeta Philipus tetap Melayani


Pendeta Philipus (42 tahun) merupakan sosok yang menginspirasi. Meski banyak hinaan dan hidup dalam keterbatasan, dia tidak lelah melayani Tuhan. sumber Foto : kitabisa.com

BeritaMujizat.com – Sosok – Pendeta Philipus (42 tahun) merupakan sosok yang menginspirasi. Meski banyak hinaan dan hidup dalam keterbatasan, dia tidak lelah melayani Tuhan.

“Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.” Korintus 10:13

Ayat inilah yang menjadi penguat bagi pendeta Philipus dalam setiap pelayanannya di Dusun Dongi-Dongi, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Sejak kurang lebih 18 tahun yang lalu pendeta Philipus memulai pelayanan.

“Hinaan dan bully-an sering saya terima karena kondisi fisik saya yang berbeda, bahkan saya pernah diancam akan dibunuh bila terus melanjutkan pelayanan” – Penginjil Philipus.

Tantangan dan halangan banyak dia temui, salah satunya karena kondisi fisiknya. Banyak orang tidak percaya bahwa dia adalah seorang penginjil, hanya dengan melihat fisiknya.

“Di awal pelayanan, masyarakat banyak sekali yang menolak. Ada yang bilang tidak cocok karena kerdil, ada yang bilang seperti anak-anak. Tapi itu semua saya jadikan motivasi dan juga tantangan, serta tak lupa berdoa kepada Tuhan untuk terus menguatkan iman saya dalam pelayanan” ujar pendeta Philipus

Karena banyak jemaat binaannya yang berada di pelosok, masih belum bisa baca tulis dan berbahasa Indonesia membiuat perjuangan pendeta Philipus semakin terasa berat.

Baca Juga : Seorang Pendeta di Pedalaman Papua Rela Jadi Porter Demi Jemaat

“Dulunya disini tak ada yang bisa baca tulis. Mabuk, judi hingga begal sudah menjadi kebiasaan. Sehingga pada awal pelayanan, saya mulai dari pendekatan pendidikan dulu. Mulai mengajar baca dan hitung untuk anak-anak, dan juga dari segi kesehatan, karena masyarakat disini masih banyak yang percaya pengobatan animisme.” ungkap Pendeta Philipus.

Pendeta Philipus tetap rela masuk ke dalam hutan, menghampiri para jemaat binaannya dan mengajari mereka dengan penuh kesabaran meski dengan keterbatasan fisiknya.

“Impian saya ialah melihat anak-anak pelosok ini menjadi orang yang sukses serta bisa memberdayakan masyarakat yang ada di pelosok ini”, ujar Pendeta Philipus dengan penuh harap.

sumber : kitabisa.com

Comments

Related Articles

Back to top button