Renungan

Hal-Hal yang Mengalihkan Pikiran Kita dari Tuhan – 23 Maret


roc

Kasihanilah kami, ya TUHAN, kasihanilah kami, sebab kami sudah cukup kenyang dengan penghinaan. 
(Maz 123:3) 

 

Intro:

Cara berpikir kita, kekhawatiran akan dunia, dan keinginan membenarkan diri dapat menjadi musuh jiwa kita sendiri yang mengalihkan pikiran dan iman dari Tuhan.

 

Renungan:

Hal yang harus kita waspadai bukanlah mengenai rusaknya kepercayaan kepada Allah, tetapi rusaknya watak kekristenan atau cara berpikir kita. “Jagalah dirimu dan janganlah berkhianat!” (Maleakhi 2:16). Cara berpikir kita mempunyai pengaruh yang luar biasa yang dapat menjadi musuh dan menyerang jiwa kita sendiri sehingga mengalihkan pikiran kita dari Allah. Ada beberapa sikap tertentu yang sekali-kali tidak boleh kita turuti. Jika kita menurutinya, hal-hal itu akan mengalihkan kita dari iman kepada Allah. Hingga kita kembali pada suasana hati yang tenang di hadapan Tuhan, iman kita tidak berarti, dan kita dikendalikan oleh keyakinan diri pada daging dan pada kepintaran manusiawi kita.

Berhati-hatilah terhadap “kekhawatiran dunia ini …” (Markus 4:19). Kekhawatiran akan dunia inilah yang menimbulkan sikap-sikap yang salah dalam jiwa kita. Sungguh luar biasa kekuatan yang ada pada hal-hal yang kecil dan sederhana untuk mengalihkan perhatian kita dari Allah. Janganlah kita dibanjiri dengan “kekhawatiran dunia ini”.

Hal lain yang mengalihkan perhatian kita (dari Tuhan) adalah hasrat untuk membenarkan diri. St. Augustinus pernah berdoa, “0 Tuhan, lepaskanlah aku dari nafsu untuk selalu membenarkan diri.” Keinginan untuk selalu membenarkan diri akan merusak iman kita kepada Tuhan. Jangan membiasakan berkata, “Aku harus menjelaskannya sendiri,” atau “Orang harus mengerti aku.” Allah kita tidak pernah menjelaskan apa-apa tentang diri-Nya — Ia membiarkan orang-orang meluruskan kesalahpahaman dan miskonsepsi tentang diri-Nya.

Apabila kita mengetahui bahwa orang lain tidak bertumbuh secara rohani dan kita justru mengkritik mereka, kita telah menghalangi hubungan kita dengan Tuhan. Allah tidak pernah memberikan kepada kita ketajaman pengertian untuk membedakan (discernment) agar kita dapat mengkritik, tetapi agar kita dapat mendoakannya.

Penulis : Oswald Chambers
Sumber : Sabda.Net, M. Agustinus Pur

Comments

Related Articles

Back to top button