Politik Dua Kerajaan Kristen : Oase di Tengah Polemik Politik Indentitas
BeritaMujizat.com – Politik – Sejak Pilkada 2017 politik Indonesia terus mengalami turbulensi hingga saat ini. Politik semakin gamblang hendak dikembalikan pada nilai moral paling rendah yaitu konflik atau kekerasan fisik.
Berita hoaks dan narasi provokatif menjadi agenda utama saat ini terang-terangan dilakukan. Bahkan lebih parahnya lagi, politik hari ini juga telah menyinggung soal SARA yang seharusnya dijaga.
Kebebasan perpendapat disalahgunakan dan gagal dipahami sehingga bukan lagi kritik yang kontruktif akan tetapi saling jegal. People power menjadi pilihan satu-satunya, meskipun sebenarnya politik demokrasi memberi ruang yang sangat besar bagi dapat terlibat aktif dan lebih elegan melalui perjuangan hukum maupun akademis.
Turbuensi politik yang sedang melanda Indonesia saat ini tidak dapat dilepaskan dari mencuatnya kembali polemik politik indentitas yang muncul pilkada 2017. Secara global mencuat politik politik identitas bukan hanya terjadi di Indonesia saja. Munculnya polemic politik identitas yang mencoba kembali politik sebagai perebutan kekuasaan.
Turbulensi politik ini membuat politik seakan menjadi tempat yang sepatutnya dihindari oleh orang Kristen. Khususnya di Indonesia, inferior sebagai minoritas juga dianggap membuat banyak orang Kriten bersikap apatis terhadap politik hari ini. Hubungan Gereja dan politik memang bukanlah yang sederhana untuk dipahami.
Disisi lain beberapa orang Kristen yang mencoba bergerak dan tergerak di politik kehilangan esensi dalam berpolitik. Banyak yang kemudia terjebak dalam politik praktis dan justru diubah oleh dinamika politik yang sedang terjadi.
Ditengah turbelensi politik hari ini, orang Kristen perlu merenungkan kembali firman Tuhan dan melihat bahwa sesungguhanya manisfestasi politik yang diajarkan di Firman Tuhan sungguh luar biasa. Pertama yang perlu dipahami bahwa orang Kristen memiliki dua status warga negara yaitu sebagai warga negara surga dan warga negara dunia.
Kedua warga negara ini tidak bertentangan dan justru menyempurnakan pandangan politik Kekristenan. Pandangan politik Kristen menerapkan standart yang sangat tinggi dalam berpolitik sebagai warga negara kerajaan surga. Dalam Matius 5 : 45 kita akan melihat standart nilai dan moral politik Kristen ada diatas politik dan pemerintahan dunia.
Orang Kristen berbuat baik tidak hanya untuk kembali mendapat kebaikan, atau berbuat adil dan benar melainkan sebagai respon terhadap Ilahi. Dalam hal ini pandangan politik Kekristenan bukan untuk sekedar merebut kekuasaan. Baik di dalam maupun diluar orang Kristen wajib mewujud nyatakan kebenaran dan keadilan.
Hal ini merupakan oase ditengah politik identitas yang motif utama hanya berebut kekuasaan. Dua warga kerajaan Kristen justru membangun harmoni yang indah dalam politik. Dalam konteks politik hari, dua warga kerajaan kerajaan juga memperlihatkan bahwa partisipasi politik sesungguhnya bersifat menyeluruh dari eksekutif hingga sampai masyarakat akar rumput berfungsi menjalankan dan mewujudnyatakan keadilan.