Renungan

Pendakian Tertinggi: Tujuan Allah dan Tujuan Kita Menjadi Satu – 9 November


 roc

Firman-Nya:“Ambillah anakmu ….”
(Kej 22:2) 

Intro:

Hati-hatilah dengan pikiran atau pengertian sendiri, dengan segala sesuatu yang tidak berdasarkan hubungan pribadi dengan Allah. Semua ini dapat menggeser dan menghalangi ketaatan kepada Allah untuk mencapai tujuan-Nya yang tertinggi, yaitu tujuan-Nya dan tujuan kita menjadi satu. “Firman-Nya, ambillah anakmu ….” (Kejadian 22:2)

Renungan:

Perintah Allah (kepada Abraham) adalah, “Ambillah sekarang” (KJV), bukan nanti. Sulit dipercaya cara kita berdalih! Kita mengetahui yang benar, tetapi kita coba untuk mencari alasan agar tidak perlu melakukannya dengan segera. Bila kita harus mendaki ke tempat tinggi yang Allah nyatakan, jangan pernah melakukannya nanti — hal ini harus dilakukan sekarang juga. Dan, pengorbanan harus bekerja melalui kehendak kita sebelum kita benar-benar melaksanakannya.

“Keesokan harinya pagi-pagi bangunlah Abraham, … dan pergi ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya.” (Kejadian 22:3) Betapa sangat mengagumkan kesederhanaan Abraham! Ketika Allah berbicara, Abraham “tidak minta pertimbangan kepada manusia” (Galatia 1:16). Hati-hati bila Anda ingin meminta pertimbangan kepada manusia atau bahkan hati-hatilah dengan pikiran, pandangan, atau pengertian Anda sendiri — hati-hatilah segala sesuatu yang tidak berdasarkan hubungan pribadi Anda dengan Allah. Semua hal ini dapat menggeser dan menghalangi ketaatan kepada Allah.

Abraham tidak memilih korban yang akan dipersembahkannya. Berhati-hatilah selalu terhadap pelayanan pilihan sendiri bagi Allah. Pengorbanan diri sendiri (self-sacrifice) dapat menjadi suatu penyakit yang merusak pelayanan Anda. Bila Allah membuat cawan minuman Anda manis, minumlah dengan rasa syukur; atau bila Ia membuatnya pahit, minumlah dalam persekutuan dengan Dia. Jika kehendak Allah sang Pemelihara itu memberikan suatu masa yang berat dan sulit bagi Anda, jalani saja. Akan tetapi, jangan pernah menetapkan tempat kesyahidan Anda sendiri, seperti berkata, “Aku hanya akan pergi ke sana, dan tidak lebih jauh lagi.” Allah memilih ujian bagi Abraham, dan Abraham tidak menunda maupun memprotes, melainkan tetap mematuhinya. Jika Anda tidak hidup dekat dengan Allah, sangat mudah untuk menyalahkan Dia atau membuat penilaian atas Dia. Anda harus melewati pencobaan sebelum Anda memiliki hak untuk menyatakan suatu penilaian karena melalui pencobaan, Anda belajar mengenal Allah lebih baik lagi. Allah bekerja di dalam kita untuk mencapai tujuan-Nya yang tertinggi sampai tujuan-Nya, dan tujuan kita menjadi satu.

 

Oswald Chambers
Penulis : Oswald Chambers

 

Comments

Related Articles

Back to top button