Pada Hakekatnya
Tingkat kepercayaan kita kepada Tuhan akan sangat mempengaruhi seberapa serius kita dalam mencariNya. Tidak ada solusi lain. Dialah jawabannya. Betapa sering kita justru lari kepada dunia dan seakan-akan lupa mempunyai Tuhan yang besar.
“Celakalah orang-orang yang pergi ke Mesir minta pertolongan, yang mengandalkan kuda-kuda, yang percaya kepada keretanya yang begitu banyak, dan kepada pasukan berkuda yang begitu besar jumlahnya, tetapi tidak memandang kepada Yang Mahakudus, Allah Israel, dan tidak mencari TUHAN. ” Yes 31:1
Ketika Yesus mengajar untuk mendahulukan kerajaan Allah dalam Mat 6:33, Dia mengatakannya dalam konteks jangan kuatir akan kebutuhan sehari-hari. Intinya Tuhan harus selalu yang utama. Yang paling utama dalam hidup kita apabila itu bukan Tuhan, itulah berhala! (I Yoh. 5:21).
Berhala pada dasarnya adalah membuat allah yang lain. Ketika kita tidak membutuhkan Dia lagi. Tidak merasa perlu untuk mencariNya, maka kita sedang hidup dalam penyembahan kepada berhala. Betapa sering kita melenceng dari iman yang murni, dan mulai memiliki berhala-berhala yang menggantikan kedudukan Tuhan di hati kita.
Kita gantikan Yehove Rapha (Allah yang menyembuhkan) dengan obat dan dokter yang canggih. Yehova Jireh (Allah yang mencukupi) kita gantikan dengan simpanan deposit dan bisnis yang berhasil. Yehova Nissi (Allah kemenanganku) kita ganti dengan tim pengacara, tim sukses, tim penggembalaan yang solid. Yehova Shallom (Allah sang damai) kita gantikan dengan piknik keluarga, shopping, nonton, dan aktifitas-aktifitas “have fun” lainnya. Akhirnya, nama dari atas segala nama Yesus Kristus kita gantikan dengan mamon. Betapa ironisnya kekristenan yang seperti itu. Melayani Tuhan tetapi tidak percaya kepadaNya.
“Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapipada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!”(II Tim. 3:5).
Apa yang kita lakukan memperlihatkan apa yang kita percaya. Bukan apa yang kita katakan kita percaya. Jadi, apabila kita benar-benar mempercayaiNya kita akan mencari Dia untuk SEMUA urusan kita. Ada urusan bisnis kita mencariNya. Urusan keluarga kita mencariNya. Dalam kesulitan kita mencariNya. Dalam kesenangan kita juga mencariNya. Sehingga benar-benar Dia adalah SEGALANYA.
Siapa gerangan ada padaku di sorga selain Engkau? Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi (Maz. 73:25).
Kita tidak sepenuhnya puas dengan Dia sehingga masih mencari yang lain. Padahal Israel telah memberi kita pelajaran. Setiap kali mereka berpaling kepada ilah-ilah lain maka hidup mereka mulai menderita dan kehilangan shallom (damai sejahteranya Tuhan). Kolam-kolam yang bocor tidak akan mampu menampung berapapun banyak air yang dituangkan. Ketika fokus hidup kita diluar Tuhan kita akan selalu kekeringan dan tidak bisa menampung sukacita, damai, dan keindahan surgawi. Kita perlu selalu melekat kepada sumber kehidupan bukan kepada kolam yang bocor. Jangan cari yang lain. Cari Tuhan!.
Sebab dua kali umat-Ku berbuat jahat: mereka meninggalkanAku, sumber air yang hidup, untuk menggali kolam bagi mereka sendiri, yakni kolam yang bocor, yang tidak dapat menahan air (Yer. 2:13).
Daily Seeking God
– 10 Tahun Perenungan Mencari Tuhan –
Daily Seeking God adalah kumpulan tulisan Hanny Setiawan selama 10 tahun. Ditulis secara spontan ketika ada pertanyaan-pertanyaan kepada diri sendiri. Dengan mengikuti “renungan harian” ini diharapan bisa mengerti pergumulan batin selama 2009-2019 penulis.