Mengambil Bagian Yang Sisa
Kejadian 13 : 9 “Bukankah seluruh negeri ini terbuka untuk engkau? Baiklah pisahkan dirimu dari padaku; jika engkau ke kiri, maka aku ke kanan, jika engkau ke kanan, maka aku ke kiri.”
Dalam KBBI arti kata sisa adalah apa yang tertinggal/kelebihan. Sisa juga merupakan hal yang tidak dianggap berarti yang kemudian akan menjadi tersisih atau tertinggal. Dalam arti lain, suatu hal dianggap sisa berarti hal yang sudah tidak menarik lagi/hal yang dianggap tidak penting seperti makanan sisa, pakaian sisa, dsb.
Namun, dalam Kej 13:9 Abram memilih bagian sisa dari yang dipilih oleh Lot. Tidak ada perlombaan dalam hal ini untuk mendapatkan bagian masing – masing.
Apa yang dilihat baik oleh Lot maka itulah yang dipilih olehnya. Sikap Abram yang “tidak mempersoalkan apa yang dimilikinya” inilah yang membuat ia malah mendapatkan bagian yang bisa memberkati keturunannya.
Seberapa sering kita malah mempersoalkan apa yang kita miliki ketimbang apa yang harus kita
beri atau lakukan? Terlalu banyak mempersoalkan diri dengan kepentingan sendiri yang akan
membuat kita akan kurang untuk mempersoalkan bagaimana kehendak Tuhan? Atau bagimana
orang lain?
Dalam hal ini:
• Bagian Lot, merupakan bagian yang terbaik dalam ukuran manusia namun tanpa ada
Tuhan didalamnya.
• Bagian Abram, merupakan bagian yang tersisa dalam ukuran manusia namun ada
campur tangan Tuhan di dalamnya.
Waktu di mana kita tidak lagi mempersoalkan apa yang menjadi kepentingan sendiri di waktu
itulah Tuhan bekerja di dalamnya untuk memampukan kita berjalan dan melewati semuanya.
Jangan lupa! Bagian sisa sama dengan bagian kemustahilan. Berita gembiranya adalah Allah kita
suka bekerja dalam kemustahilan.
PERENUNGAN:
1. Apakah kita merasa hari – hari ini kita mengerjakan hal – hal sisa? Atau kita merasa hal yang
kita miliki adalah semua dari hasil apa yng kita perjuangkan?
2.Bagaimanakah sikap hatimu ketika kamu diberikan bagian yang tidak orang lain inginkan
atau kamu sendiri tidak mau?
DOA :
“Tuhan, mampukan aku untuk mengerjakan bagian yang Engkau percayakan padaku. Berikanlah
hikmat agar aku dapat melihat hal kemustahilan. Amin”
Penulis : Beatrix