Spiritualitas

Menara Babel: Kota Impian yang Berakhir dalam Kekacauan


 

BeritaMujizat.com – Spiritualitas – Menara Babel adalah salah satu bangunan legendaris yang konon menjadi menara tertinggi yang pernah ada di bumi. Menara ini dibangun pada zaman Babylonia, setelah zaman Nabi Nuh.

Keberadaan menara ini menjadi simbol ambisi manusia sekaligus menjadi awal mula perpecahan bahasa di dunia.

Kisah Tentang Menara Babel

Setelah peristiwa banjir besar, seluruh umat manusia masih berbicara dalam satu bahasa yang sama. Mereka bermigrasi ke arah timur dan menemukan tanah datar di tanah Sinear, di mana mereka akhirnya menetap. Di tempat itu, mereka saling berbicara dan memutuskan untuk membangun sebuah kota besar dengan sebuah menara yang menjulang hingga ke langit. Tujuannya adalah untuk membuat nama besar bagi diri mereka sendiri dan mencegah mereka tersebar ke seluruh bumi. Hal ini tercatat dalam Kitab Kejadian 11:1-4:

“Adapun seluruh bumi, satu bahasanya dan satu logatnya. Maka berangkatlah mereka ke sebelah timur dan menjumpai tanah datar di tanah Sinear, lalu menetaplah mereka di sana. Mereka berkata seorang kepada yang lain: ‘Marilah kita membuat batu bata dan membakarnya baik-baik.’ Lalu bata itulah dipakai mereka sebagai batu dan tér gala-gala sebagai tanah liat. Juga kata mereka: ‘Marilah kita dirikan bagi kita sebuah kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit, dan marilah kita cari nama, supaya kita jangan terserak ke seluruh bumi.'” (Kejadian 11:1-4).

Mengapa Tuhan Menghancurkan Menara Babel?

Ketika manusia sedang berusaha keras membangun kota dan menara mereka, Tuhan turun untuk melihat apa yang telah mereka dirikan. Tuhan memutuskan untuk campur tangan karena kesombongan manusia yang berusaha menentang otoritas-Nya. Untuk mencegah pemberontakan ini, Tuhan mengacaubalaukan bahasa mereka sehingga mereka tidak lagi mengerti satu sama lain. Setelah itu, Tuhan menyerakkan mereka ke seluruh penjuru bumi. Dari sinilah awal mula kehancuran Menara Babel. Kisah ini tercatat dalam Kejadian 11:5-8:

“Lalu turunlah TUHAN untuk melihat kota dan menara yang didirikan oleh anak-anak manusia itu, dan Ia berfirman: ‘Mereka ini satu bangsa dengan satu bahasa untuk semuanya. Ini barulah permulaan usaha mereka; mulai dari sekarang apa pun juga yang mereka rencanakan, tidak ada yang tidak akan dapat terlaksana. Baiklah Kita turun dan mengacaubalaukan di sana bahasa mereka, sehingga mereka tidak mengerti lagi bahasa masing-masing.’ Demikianlah mereka diserakkan TUHAN dari situ ke seluruh bumi, dan mereka berhenti mendirikan kota itu.” (Kejadian 11:5-8).

Asal Usul Nama Babel

Nama “Babel” berasal dari peristiwa di mana Tuhan mengacaubalaukan bahasa manusia. Dalam bahasa Ibrani, “Babel” berarti “kacau”. Nama ini mencerminkan tindakan Tuhan yang mengubah bahasa manusia dan menyebabkan mereka tersebar ke seluruh bumi. Hal ini dijelaskan dalam Kejadian 11:9:

“Itulah sebabnya sampai sekarang nama kota itu disebut Babel, karena di situlah dikacaubalaukan TUHAN bahasa seluruh bumi dan dari situlah mereka diserakkan TUHAN ke seluruh bumi.” (Kejadian 11:9).

Kisah Menara Babel merupakan pengingat akan bahaya kesombongan dan ambisi manusia yang berlebihan. Tuhan, dalam kebijaksanaan-Nya, mengintervensi untuk mengajarkan manusia agar tidak melupakan otoritas-Nya. Peristiwa ini juga menjadi awal mula keberagaman bahasa dan budaya di dunia, yang hingga kini tetap menjadi warisan sejarah umat manusia.

Comments

Related Articles

Back to top button