Lomba Anak-Anak Menjadi Salah Satu Jurus Membangun Semangat Persatuan dan Kesatuan Sedari Dini
BeritaMujizat.com – Pendidikan – Tepat pada hari peringatan kemerdekaan Indonesia yang ke 74 yaitu Sabtu, 17 Agustus 2019 yang lalu Rumah Belajar mengadakan lomba 17 an yang diikuti oleh tiga Rumah Belajar, yaitu Rumah Belajar Kwarasan, Rumah Belajar Sangkrah, dan Rumah Belajar Mojosongo.
Rumah Belajar sendiri adalah suatu program bimbingan belajar dari Mendidik Bagi Indonesia. Suatu divisi pendidikan yang dinaungi Yayasan Saluran Berkat Untuk Negeri yang bertujuan untuk membantu memberi ruang belajar anak yang ramah, aman, menyenangkan, dan tentunya sangat dekat dengan kepribadian anak.
Lomba diadakan di Taman Monumen 45, Banjarsari pada pukul 13.00 hingga 16.00 WIB. Lomba ini merupakan gathering pertama yang dilakukan oleh Rumah Belajar. Persiapan dilakukan oleh kakak-kakak pengajar dari ketiga Rumah Belajar. Dimulai dari pemilihan lomba sesuai tema, mencari tempat yang cocok, hingga mengusahakan dana untuk berlangsungnya acara.
Dengan mengusung tema “Kemerdekaan Yang Menyatukan”, kakak-kakak pengajar ingin menanamkan kepada anak-anak di Rumah Belajar bahwa kemerdekaan di Indonesia dahulunya telah diperjuangkan oleh pahlawan-pahlawan dari berbagai suku, golongan, agama dan ras. Dan hanya dengan persatuan dan kesatuan lah kemerdekaan di Indonesia itu dapat tercapai.
Menurut penuturan salah seorang kakak pengajar, kegiatan ini bertujuan mengajarkan anak untuk mengisi kemerdekaan Indonesia dengan hal positif yaitu dengan menjaga persatuan dan kesatuan. Dengan acara gathering ini, bukan hanya anak-anak namun juga kakak-kakak pengajar walaupun berasal dari desa yang berbeda berbaur menjadi satu dan larut dalam semarak kemeriahan lomba 17 agustus.
Lomba diikuti sebanyak 45 anak, yang terdiri dari 14 anak dari desa Kwarasan, 20 anak dari desa Sangkrah, dan 11 anak dari desa Mojosongo. Semua anak berbaur menjadi satu tanpa memandang dari desa yang mana. Kegiatan dimulai dengan berdoa bersama, kemudian pemaknaan kemerdekaan untuk anak-anak agar acara lomba tidak hanya sekedar lomba namun anak benar-benar memahami makna kemerdekaan.
Untuk membangun suasana semangat kemerdekaan, masing-masing Rumah Belajar menampilkan yel-yel yang telah mereka buat. Anak-anak terlihat semangat sekali ketika meneriakkan yel-yel. Acara dilanjutkan dengan pembagian kelompok, anak-anak dibagi menjadi 8 kelompok yang terdiri dari 5-6 anak perkelompok acak dari tiga rumah belajar. Ada 4 pos lomba yang harus diikuti oleh semua kelompok.
Perlombaan disajikan secara battle antar dua tim. Lomba yang dilakukan antara lain: estafet kelereng, kapal karam (membalikkan Koran secara kelompok), memasukkan pensil dalam botol, dan tak lupa mereka juga memasukkan permainan tradisional yaitu ular naga agar anak-anak tidak melupakan tradisi jaman lampau.
Setiap lomba dalam pos mengajarkan nilai-nilai kerjasama, kekeluargaan, dan persatuan. Artinya permainan akan gagal jika anak-anak tidak berkerja sama satu sama lain dalam satu kelompok. Setelah perlombaan berakhir, acara selanjutnya adalah pemaknaan game dan kesan pesan dari anak-anak dan kakak pengajar.
Kelompok yang menjadi juara adalah kelompok yang memiliki poin terbanyak. Kegiatan lomba ditutup dengan foto bersama dan dilanjutkan dengan doa penutup. Dan anak-anak kembali ke desa masing-masing dengan menggunakan mobil dan sepeda motor.
Dimasa kini penanaman rasa cinta tanah air, toleransi dan menjaga keutuhan berbangsa dengan persatuan dan kesatuan menjadi sangat penting ditanamkan pada anak-anak sedini mungkin. Karena tak jarang ditemui anak-anak yang mulai kehilangan rasa cinta persatuan dan kesatuan.
Dan juga tak dapat dipungkiri seiring perkembangan zaman membuat sebagian besar anak-anak mulai kehilangan rasa toleransi dan kebersamaan. Dan tak jarang digantikan dengan sifat egois dan merasa paling benar.
Dengan kegiatan semacam ini, diharapkan mampu membuat anak-anak tetap menjaga sikap toleransi, kebersamaan dan melakukan hal-hal positif bersama. Dalam rangka mengisi kemerdekaan Indonesia yang telah diperjuangkan pahlawan-pahlawan kita dahulu kala dengan menjaga persatuan dan kesatuan. Dan tidak hanya sekedar menjadi pemenang dalam perlombaan, tetapi setiap anak diharapkan memiliki semangat untuk memperkuat persatuan.
Penulis : Priscilia Dewi Chintiawati