Sosok

Kiai Sadrach: Rasul Jawa dan Jejak Kebangkitan di Tanah Jawa


BeritaMujizat.com – Sosok – Kiai Sadrach, tokoh penting dalam sejarah kekristenan di Jawa, lahir pada tahun 1835 di Purworejo dengan nama Radin, dalam sebuah keluarga Muslim. Sejak muda, ia menempuh pendidikan di berbagai pesantren di Jawa Timur, kemudian menetap di Kauman, Semarang, dan menambahkan nama Arab menjadi Radin Abas.

Perjalanan rohaninya mengalami titik balik saat ia bertemu kembali dengan Kurmen, mantan gurunya yang telah menjadi Kristen melalui penginjilan Tunggul Wulung. Terinspirasi oleh ajaran Kristen, Radin memutuskan untuk dibaptis pada 14 April 1867 di Batavia. Dalam pembaptisan tersebut, ia menerima nama Kristen: Sadrach.

Awalnya, Sadrach melayani sebagai pembantu Tunggul Wulung, namun seiring waktu, ia berkembang menjadi penginjil mandiri. Menjelang akhir tahun 1870-an, pengaruhnya kian meluas, dengan jumlah pengikut mencapai sekitar 2.500 orang. Meskipun mengalami tantangan dari pemerintah kolonial Belanda yang melarang penyebaran Injil kepada umat Muslim, Sadrach diakui secara internasional dan pada tahun 1899 ia ditasbihkan sebagai Rasul Jawa. Penetapan ini memberinya otoritas untuk memimpin sakramen di antara para pengikutnya.

Namun, pengaruh besar Sadrach juga menimbulkan kontroversi. Ia dituduh menggabungkan unsur-unsur ajaran Kristen dengan kepercayaan Kejawen (sinkretisme) dan menyimpang dari doktrin Kristen Ortodoks. Ia juga pernah dituduh menentang vaksinasi cacar, yang membuatnya sempat dipenjara oleh pemerintah kolonial.

Pada tahun 1891, hubungan antara misionaris Belanda dan jemaat Sadrach resmi diputus. Gereja yang ia pimpin pun berjalan secara mandiri. Meskipun begitu, Sadrach tetap memimpin pelayanan sakramen hingga tiga dekade berikutnya. Namun, perubahan strategi misi Belanda yang berfokus ke wilayah perkotaan menyebabkan pengaruh Sadrach di pedesaan mulai menurun.

Menjelang akhir hayatnya, ia kembali ke peran tradisionalnya sebagai guru ngilmu Jawa, namun jejak kebangkitan rohani yang ia torehkan tetap menjadi bagian penting dalam sejarah kekristenan di Indonesia, khususnya di tanah Jawa.

Comments

Related Articles

Back to top button