Kegilaan Ilahi
Begitu besar kerinduan Allah dan keinginanNya supaya kita mengenalNya. Korban Kristus di golgota bisa saya sebut sebagai “kegilaan Ilahi” (divine craziness). Bagaimana tidak gila? Coba kita lihat beberapa fakta berikut:
Allah menjadi manusia. Awal dari sebuah kegilaan bukan? Pencipta, sang causa prima, penyebab dari segala sebab. Awal dari segalanya. Alfa dan Omega. Yang terbesar dari yang terbesar. Menjadi manusia. Yang sudah kehilangan semuanya. Pemazmur mengatakan seperti timur dan barat itu jarak pelanggaran kita (Maz. 103:12). Bahkan Dia sendiri sudah mengatakan karena kejahatan kita Dia menyembunyikan diri (Yes. 59:2).
Allah mati. Ketika Yesus mati dikayu Salib. Ada fakta yang tidak masuk akal. Bagaimana mungkin Allah mati? Ada yang mengatakan yang mati adalah manusia Yesus bukan keilahianNya. Kalau yang mati adalah Yesus yang bukan ilahi maka sebaik apapun Yesus tidak akan bisa menggantikan kedudukan manusia.
Tapi bagaimana mungkin Allah mati? Jawabannya adalah supaya Allah “bisa mati” maka harus dalam bentuk manusia. Sebab itu Yesus adalah manusia yang Ilahi. Allah yang jadi manusia. Tapi esensi dasarnya tetap sebuah kegilaan. Karena skenarionya tetap sama. Allah “sempat mati.” Untungnya kita menyembah Allah yang tahu apa yang diperbuat. Dia bangkit kembali dan kuasa kebangkitanNya itulah yang mengalahkan maut (I Kor. 15).
Allah tinggal dalam manusia. Setelah naik ke Surga. Yesus memberi pesan khusus. Jangan tinggalkan Yerusalem sebelum Roh Kudus datang. Roh Kudus inilah yang menyatakan pribadi Yesus kepada kita (Yoh 14, 16). Bahkan kita disebut Bait Roh Kudus (I Kor. 3:16, 6:19). Tempat tinggalnya Roh Allah sendiri? Paulus mengatakan kepada jemaat Efesus “Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh. ” (Ef:22). Sekarang komplit sudah kegilaan Ilahi tersebut bukan? Manusia membawa Allah?
Apa artinya semuanya ini? Skenario kegilaan-kegilaan ini tujuan utamanya adalah membawa kembali umat manusia yang sudah hilang untuk kembali ke sang khalik. Sang pencipta. Allah yang Tritunggal itu mengerti inilah satu-satunya cara. Bapa mengutus. Putra mengerjakan. Roh Kudus Memperlihatkan. Melalui rencana yang gila tersebut lahirlah sebuah ras yang baru. CIPTAAN yang BARU (II Kor. 5:17).
“Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah.” (I Yoh. 3:9).
Sekarang ciptaan yang baru, ras yang baru ini mampu untuk MENGENALNYA. Luar biasa. Kalau Israel yang lama dikatakan tidak memahamiNya. Yesaya mengatakan “Lembu mengenal pemiliknya, tetapi Israel tidak; keledai mengenal palungan yang disediakan tuannya, tetapi umat-Ku tidak memahaminya” (Yes. 1:3). Maka Israel yang baru adalah sebuah kerajaan imam yang rajani (I Pet. 2:9, Why. 5:10).
Kita sekarang adalah adalah orang-orang pilihan yang menjadi ekspresi dari Allah sendiri. Tirai itu sudah terbelah. Sekarang Allah bukanlah misteri yang terselubung. Rahasia yang berabad-abad itu sudah dibuka. Dan terima kasih untuk “Kegilaan Ilahi.”
“Sebab Ia telah menyatakan rahasia kehendak-Nya kepada kita, sesuai dengan rencana kerelaan-Nya, yaitu rencana kerelaan yang dari semula telah ditetapkan-Nya di dalam Kristus… dan untuk menyatakan apa isinya tugas penyelenggaraan rahasia yang telah berabad-abad tersembunyi dalam Allah, yang menciptakan segala sesuatu” (Ef. 1:9 dan 3:9).
Daily Seeking God
– 10 Tahun Perenungan Mencari Tuhan –
Daily Seeking God adalah kumpulan tulisan Hanny Setiawan selama 10 tahun. Ditulis secara spontan ketika ada pertanyaan-pertanyaan kepada diri sendiri. Dengan mengikuti “renungan harian” ini diharapan bisa mengerti pergumulan batin selama 2009-2019 penulis.