Dua Ilmuwan Johns Hopkins Membuktikan Bahwa LGBT Bukan Bawaan Lahir dan Berisiko Sakit Jiwa Lebih Tinggi
BeritaMujizat.com – Berita – Dr. Lawrence S. Mayer dan Dr. Paul R. McHugh dari universitas John Hopkins mempublikasikan di edisi Fall 2016 di The New Atlantis penemuan yang membuktikan bahwa LGBT bukanlah “Bawaan dari lahir” atau Born that way.
Bahkan mereka menambahkan bahwa pengindap LGBT beresiko sakit jiwa lebih tinggi dari populasi normal (Laporan Lengkap : Sexuality and Gender: Findings from the Biological, Psychological, and Social Sciences.)
Penemuan ilmiah ini menggugurkan tesis utama para pendukung LGBT. Dari sudut agama dan sosial, para pendukung LGBT berlindung dibawah isu diskriminasi, dan merasa bahwa LGBT adalah sebuah kenormalan.
Disi lain, faktor politik membuat isu LGBT semakin hot untuk digoreng. Bahkan dalam perang global, disinyalir LGBT digunakan dalam Proxy War untuk memasuki wilayah sebuah negara dari sisi budaya populer.
Artinya, isu LGBT sudah berkembang sedemikian rupa merusak tatanan sosial secara global. Sebab itu, penemuan dua ilmuwan sekaligus psikiatris ini sangat penting karena langsung menembak tesis utama dari pendukung LGBT. LGBT bukan hal normal, tapi sebuah penyimpangan.
TERKAIT : PGI Akhirnya ‘Keluar Dari WC’ Menyatakan LGBT Tidak Menyalahi Firman
TERKAIT : Tidak Merasa Bersalah, PGI Justru Merasa Dituduh Bukan-Bukan Dalam Kasus Surat Pastoral LGBT
Empat hal utama yang dilaporkan oleh Mayer dan McHugh adalah sebagai berikut:
- Keyakinan bahwa orientasi seksual adalah bawaan, melekat secara biologis sehingga menyimpulkan bahwa manusia “dilahirkan seperti itu” tidak didukung oleh bukti ilmiah.
- Proposisi bahwa identitas gender merupakan bawaan, melekat sebagai bagian manusia dan berdiri sendiri sebagai jenis kelamin secara biologis tidak didukung oleh bukti ilmiah.
- Hanya sebagian kecil dari anak-anak yang mengalami identifikasi cross-gender akan terus melakukannya dalam masa remaja atau dewasa. Hanya ada sedikit bukti ilmiah bahwa ada keuntungan intervesi terapi medis yang menunda menunda pubertas atau memodifikasi karakteristik seks sekunder remaja.
- Non-heteroseksual dan transgender memiliki resiko lebih tinggi akan masalah kesehatan mental (kecemasan, depresi, bunuh diri), serta masalah perilaku dan sosial (penyalahgunaan zat, intim kekerasan pasangan), dibandingkan dengan populasi umum. (sumber)
Lebih lanjut, Dr. Mayer yang adalah juga seorang yang terlatih dibidang Epidemiologi ( ilmu yang mempelajari pola kesehatan dan penyakit serta fakor yang terkait di tingkat populasi) menyatakan untuk tidak mencampuradukkan secara ilmiah isu LGBT dengan trend sosial dan politik.
TERKAIT : Indonesia Berada di Zona Merah Revolusi Gay
Penulis : Tim Berita Mujizat
Sumber : CharismaNews.com. thenewatlantis.com, lifesitenews.com, rt.com, dailywire.com