“Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.” Yohanes 1:5
BACAAN : Yohanes 15:1-8
Panggilan tertinggi bagi setiap orang percaya adalah untuk mencapai pengenalan akan Prib- adi Allah dengan benar. Perjalanan ini adalah perjalanan seumur hidup kita. Lalu bagaimana caranya untuk bisa mengerti hati Tuhan lebih baik lagi?
Beberapa bulan lalu saya diundang untuk hadir dalam kegiatan pembersihan pantai oleh salah satu teman saya. Di situ banyak penyelam-penyelam yang sudah siap untuk aksi bersih- bersih pantai. Sementara mereka bersiap-siap, saya memperhatikan setiap peralatan yang mereka pakai.
Dari sekian banyak alat yang menempel di tubuh mereka, saya tertarik dengan pemberat yang melingkar di pinggang mereka. Sudah jelas bahwa pemberat itu fungsinya untuk menolong mereka bisa sampai ke kedalaman dengan daya apung yang baik dan tidak terapung-apung di permukaan air. Istilahnya adalah buoyancy.
Di situ tiba-tiba Tuhan ajarkan saya sesuatu tentang arti sebuah beban. Seperti halnya ikat pinggang yang disertai beberapa pemberat untuk menolong para penyelam masuk ke kedalaman, begitu halnya dengan perjalanan spiritual manusia.
Tuhan mengingatkan saya bahwa setiap beban yang Tuhan taruh di dalam hati setiap kita, anak-anak-Nya itu semua bertujuan untuk kita semakin mengenal Dia. Ketika Tuhan menaruh beban tentang jiwa-jiwa di dalam hati kita, secara manusia itu memang berat dan mustahil untuk melayani dengan kekuatan dan hikmat manusia, sebab itu adalah pekerjaan Roh. Tetapi lewat beban yang Tuhan taruh, lewat pekerjaan-pekerjaan yang Tuhan percayakan buat setiap kita itu bertujuan supaya kita sungguh-sungguh mengandal- kan Tuhan lebih lagi.
Seperti yang tertulis dalam Yohanes 15:5 bahwa di luar Tuhan kita tidak bisa berbuat apa-apa. Untuk mengerti hati Tuhan, untuk dimampukan mengerjakan panggilan-Nya dalam hidup kita, kita harus melekat dengan Pokok Anggur yang benar yaitu Yesus. Dengan jalan menerima beban yang Tuhan percayakan, kita akan terus mencari Dia, masuk ke kedalaman hati Tuhan sampai sepenuhnya bergantung pada Tuhan.
Semakin sering kita mencari Tuhan, kita akan dibuat mengerti. Tanpa ketaatan kita tidak akan mengerti apa yang ada di hati Tuhan. Dengan terus mengerjakan yang Tuhan percayakan dalam ketaatan itu yang akan semakin membentuk kita menjadi serupa dengan Dia. Serupa dalam hal kasih, kekudusan, karakter, ketaatan dan sifat-sifat Kristus lainnya.
PERENUNGAN :
Ketika Tuhan menaruh sebuah beban di dalam hati kita, janganlah kita menolaknya. Menolak panggilan Tuhan adalah sebuah penghinaan. Waktu Musa bernegosiasi dengan Tuhan, Tuhan menjadi murka kepada Musa. Merespon panggilan Tuhan dengan kata “Ya” adalah sebuah kasih karunia bukan saja untuk mengerjakan kerinduan Tuhan, tetapi juga sebuah panggilan untuk menyelami kedalaman hati-Nya.
DOA :
“Tuhan ajar aku untuk peka mendengar suara-Mu. Ajar aku untuk merespon dengan benar ter- hadap apa yang menjadi panggilan-Mu. Aku mau belajar percaya bahwa terhadap semua yang Engkau percayakan, bahwa Engkau selalu menyediakan jaminan penyertaan, penyediaan dan kemenangan bagiku. Di dalam Nama Yesus. Amin!”
Penulis : Mona