Waspada dengan Para Pembisik!
BeritaMujizat.com – Poleksosbud – Meski pemilu telah berlangsung dengan baik, akan tetapi situasi politik tidak kunjung stabil. Hasil quick count (QC) yang selalu menjadi rujukan tiap pemilu tiba-tiba dipermasalahkan dan dianggap tidak valid.
Padahal hasil QC telah terbukti tidak jauh meleset dari hasil yang dikeluarkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). QC juga telah diakui sebagai metode ilmiah yang telah dipakai di banyak negara.
Masyarakat tentu dibuat was-was hingga menunggu hasil penghitungan manual dari KPU. Situasi politik yang tidak biasa terjadi di Indonesia ini jelas terjadi akibat adanya ulah para pembisik yang terus mencoba menggangu.
Para pembisik terus menyuarakan adanya kecurangan dan bahkan melakukan klaim kemenangan pada salah satu pasangan capres. Para pembisik ini juga memberi ancaman untuk menggerakan massa dan melakukan aksi.
Para pembisik ini bahkan berhasil menyakinkan salah satu pasangan capres untuk menolak upaya rekonsiliasi pasca pemilu guna meredakan suasana.
Para pembisik yang terus berupaya mengacaukan situasi ini tentu menjadi tantangan besar yang harus dihadapi. Para pembisik yang sekarang muncul di panggung politik Indonesia ini mengingatkan kita pada para pembisik yang ada di cerita Alkitab.
Para pembisik inilah yang membuat Firaun menjadi semena-mena terhadap bangsa Isreal. Para pembisik juga muncul dan mempengaruhi raja Ahasyweros agar melenyapkan bangsa Israel.
Di kisah perjanjian baru, para pembisik juga muncul untuk menghalangi atau menghancurkan jemaat untuk memberitakan tentang Kristus. Mereka terus mempengaruhi dengan pandangan yang sangat dan licik.
Spirit para pembisik ini tentu harus terus dilawan dan dipatahkan. Mereka adalah musuh utama yang dipakai iblis untuk menggagalkan rencana Tuhan atas Indonesia.
Gereja Tuhan harus bersatu untuk menyatakan damai sejahtera atas Indonesia. Gereja juga harus terus berdoa agar Tuhan menyingkap dan mematahkan siasat jahat para pembisik yang mencoba mengacaukan bangsa ini.
Selama proses menunggu hasil resmi dari KPU yang dikeluarkan pada tanggal 22 Mei 2019, Gereja harus terus berdoa dan berjaga-jaga. Gereja juga harus aktif meresponi dan menanggulangi upaya-upaya intidasi dari para pembisik.