Ustad Pencari Sensasi, Kotbahnya Mengancam Kesatuan NKRI
BeritaMujizat.com – Poleksosbud – Ada-ada saja ulah seorang Ustad yang diketahui bernama Steven Indra Wibowo. Dia membuat dunia sosial geger melalui kotbah kontroversialnya. Dia menyebut Gereja memberi 50 juta kepada anggota Banser untuk menjaga Gereja.
Dia menyindir tindakan Banser untuk melindungi Gereja adalah tindakan yang konyol dan tidak sepatutnya dilakukan. Dia juga menyindir para anggota Banser dengan mengatakan nyawa dan tenaga mereka dihargai terlalu murah oleh Gereja.
Kotbah dari Ustad Steven lalu memicu berbagai komentar dari masyarakat. Persatuan Gereja Indonesia langsung memberi keterangan dan klarifikasi mengenai kotbah kotroversial Ustad Steven. PGI yang juga sempat disebut dalam kotbah kotroversial tersebut membantah keras tuduhan Ustad Steven.
PGI membantah Gereja telah memberi uang kepada Banser dalam setiap aksi pengaman yang dilakukannya. PGI juga membantah gembar-gembor sang Ustad yang menceritakan dulu dia mempunyai hubungan dengan PGI.
Kotbah semacam ini jelas harus diusut tuntas karena sangat berbahaya bagi kesatuan NKRI. Hubungan kekerabatan antara Gereja dan anggota Banser yang telah terjalin lama coba dihancurkan dengan kotbah kontroversial semacam ini.
Hubungan baik antara umat Kristen dan Muslim yang selama ini terbentuk coba diusik dengan hasutan-hasutan dan fitnah yang tidak jelas kebenarannya. Kotbah semacam ini belakangan ini banyak bermunculan di masyarakat. Mereka mengaku dulunya Kristen, lalu menjelek-jelekkan Kekristenan dengan tujuan tertentu.
Negara harus proaktif menanggulangi kotbah-kotbah kontroversial semacam ini. Kalau dibiarkan terus-menerus perdamaian dan persaudaraan antar umat beragama yang selama ini terbentuk dapat luntur. Orang dapat mempunyai pandangan yang salah terhadap agama lain.
Para petinggi agama harusnya sadar diri kotbah kontroversial macam Ustad Steven ini mungkin dapat membuat kita terkenal di media sosial. Akan tetapi kotbah semacam ini dapat merusak dan menghancurkan kesatuan dan keutuhan NKRI, yang dibangun dari perbedaan.
Masyarakat juga harus mulai cerdas untuk tidak mudah percaya dengan kotbah-kotbah pemimpin agama yang mencari sensasi dengan mengangkat tema-tema sensitif. Masyarakat juga tidak boleh mudah terhasut dengan informasi-informasi yang kebenarannya tidak jelas.
Penulis : GIlrandi ADP