Tanpa Disengaja, Tragedi Orlando Memperlihatkan Rencana Strategis Obama Melalui LGBT dan Radikalisme
BeritaMujizat.com – Mandat Budaya – Barack Obama telah bertransformasi dari seorang tokoh pembaharuan Amerika, menjadi tokoh kontroversial di akhir masa jabatannya sebagai presiden Amerika yang ke 44. Peristiwa penembakan masal di klub homo di Orlando telah memperlihatkan posisi politis Obama yang sebenarnya mengenai dua isu besar yang berhembus di Amerika : LGBT dan Islam radikal.
Biarpun pelaku penembakan, Omar Mateen, sudah mengaku bagian dari kelompok ISIS (Islamic States), Obama menolak menyebutkan hal tersebut. Lebih menyakitkan kelompok gereja konservatif, Obama justru menyiratkan bahwa “orang-orang gereja” yang menyebarkan kebencian terhadap LGBT sehinga akhirnya penembakan itu terjadi.
Pernyataan Obama ini semakin menjadi polemik karena dekatnya dengan pemilihan presiden Amerika 2016. Obama menggunakan tragedi ini untuk mendapatkan simpati dari kelompok minoritas yang selama ini menjadi kekuatan politisnya. Hillary Clinton yang diplot sebagai penerus Obama dari partai Demokrat menyambut bola politis Obama dengan terus mengalihkan masalah kepada peraturan penggunaan senjata.
Franklin Graham, anak penginjil terkemuka Billy Graham, bereaksi dengan keras untuk menanggapi move dari Obama. Melalui postingnya di facebook, Franklin menyatakan bahwa Obama secara tidak fair memperlakukan orang kristen di Amerika. Franklin disebutkan “menegur dengan keras” Obama karena ketidakadilan kebijakan yang dianut.
Dua kubu yang berseberangan LGBT dan Islam radikal terlihat dengan jelas telah dipolitisir oleh Obama, Hillary, dan Demokrat secara khusus. Permainan politik tingkat tinggi yang sangat beresiko tengah dimainkan. Tragedi Orlando hanyalah percikan akibat dari grand design Obama yang bisa meyebabkan kerusakan lebih luas.
Paling tidak, kubu konservatif semakin mengkristal untuk mendukung “asal bukan Obama”. Seorang pemimpin konservatif lain, David Lane, senada dengan Franklin secara terbuka menginisasi gerakan pembaharuan Amerika (America Renewal Project) untuk membangun ‘pasukan’ 1000 pendeta masuk ke ranah pelayanan publik guna melawan ‘revolusi Obama’. Suatu gerakan yang bisa memecah Amerika dan berakibat perang rakyat (civil war) yang selama ini menjadi hantu sejarah negara yang sudah mempengaruhi dunia di abad ini.
Penulis : Hanny Setiawan
Sumber : CharismaNews.com, huffingtonpost.co.uk