Renungan

Siapkan Anda Dicurahkan sebagai Persembahan? (1) – 5 Februari


roc

Tetapi sekalipun darahku dicurahkan pada korban dan ibadah imanmu, aku bersukacita dan aku bersukacita dengan kamu sekalian. 
(Filipi 2:17) 

Intro:

Melayani dengan sungguh-sungguh dan benar tidaklah mudah karena keinginan untuk dilayani, disanjung, dan dikenang selalu menghadang. Osward Chambers menyebutnya menjadi “kurang dari setetes air dalam ember” –- menjadi tidak berarti. Itu sebabnya, dikatakan bahwa tidak sedikit pekerja di ladang Tuhan, yang tidak dapat melakukan pekerjaan kasar, mempertahankan sikapnya sebagai pelayan bagi Tuhan karena mereka merasa pelayanan semacam itu merendahkan martabat mereka.

 

Renungan:

Bersediakah Anda mengorbankan diri untuk karya dari orang percaya lain — mencurahkan hidup Anda sebagai korban untuk pelayanan dan iman orang lain?

Atau Anda berkata, “Aku tidak bersedia dicurahkan sekarang ini, dan aku tidak mau Allah memberitahukan kepadaku bagaimana memilih pekerjaanku, aku ingin memilih sendiri tempat pengorbananku, aku ingin orang-orang tertentu menyaksikan aku dan mengatakan kepadaku: ‘Wah, pekerjaan bagus sekali!’”

Adalah suatu hal yang berbeda, melayani Allah dengan cara sendiri dan disanjung sebagai pahlawan, dengan pelayanan yang telah diatur Allah bagi Anda di mana Anda harus menjadi “keset” bagi orang-orang lain. Maksud Allah mungkin untuk mengajar Anda untuk berkata, “Aku tahu bagaimana direndahkan.”

Apakah Anda siap dikorbankan seperti itu? Bersediakah Anda untuk menjadi “kurang dari setetes air dalam ember” -– menjadi sama sekali tidak berarti sehingga tidak seorang pun mengenang Anda dalam hubungan dengan kehidupan orang-orang yang Anda layani?

Bersediakah Anda untuk memberi diri dan waktu, dan kemudian dilupakan — dengan tidak berusaha dilayani melainkan untuk melayani?

Sebagian orang kudus tidak dapat melakukan pekerjaan kasar seraya mempertahankan sikapnya sebagai orang kudus, sebab mereka merasa pelayanan semacam itu merendahkan martabat mereka.

Penulis : Oswald Chambers
Sumber : Sabda.Net, M. Agustinus Pur

Comments

Related Articles

Back to top button