Berita Gereja

Seruan Suku-Suku Nusantara Membawa Api Kebangunan


BeritaMujizat.com – Berita Gereja – South East Asia Fire Conference 2025 yang digelar di Grand Fullerton, Surabaya, masih terus menghadirkan karya Tuhan yang luar biasa. Pada Revival Night 2, suasana penuh kuasa dan iman kembali tercipta melalui tarian, pujian, seruan profetik, serta penyembahan yang menyatukan umat dari berbagai penjuru Indonesia.

Baca Juga : Revival Night SEA Fire Conference 2025: Deklarasi Indonesia Baru Dimulai

Ibadah diawali dengan tarian pembukaan suku-suku Nusantara, diiringi lagu rohani Hai Mari Berhimpun. Para penari dengan pakaian adat yang indah membawa seluruh jemaat masuk dalam atmosfer pujian untuk meninggikan nama Tuhan.

Seruan Profetik dari Empat Penjuru Nusantara

Ps. Hanny Setiawan kemudian memanggil perwakilan dari empat penjuru Indonesia untuk menyuarakan seruan khas daerah masing-masing:

  • Timur: dengan seruan tradisi pelaut, “Hopkalweta… We…! Sur… Sur… Re…!”

  • Utara:  dengan seruan perang, “I yayat U santi… Wo!”, disertai firman dari Yoel 2:7–11.

  • Barat: membawa seruan penyambutan raja, “Humoho ta’o musi o dododa… Huu…!!”

  • Selatan: mempersembahkan tarian khas Bali sebagai bentuk penyembahan kepada Tuhan.

Keempat seruan tersebut melambangkan seruan dari timur, barat, utara, dan selatan dunia untuk memuliakan Allah. Seruan yang juga bermakna untuk membangkitkan keberanian, menyambut sang Raja dan penyembahan yang hidup.

Suasana sukacita semakin terasa ketika jemaat bernyanyi dengan lagu-lagu daerah dari timur Papua hingga Jawa. Saat lagu Yesus Malole dilantunkan, hadirat Tuhan turun dengan sangat nyata. Pesan profetik pun ditegaskan: api dari timur Indonesia akan menyambar ke bangsa-bangsa.

Dalam sesi persembahan, Ps. Hanny membagikan kesaksian keluarga Priambodo yang mempersembahkan cincin pernikahan mereka bagi pelayanan di Timor Leste. Beberapa pasangan lain juga menyerahkan cincin mereka sebagai korban, bukan sekadar sumbangan, melainkan benih iman bagi pergerakan Tuhan.

Ps. Rachel Kedung Bulan kemudian membawa peserta yang hadir masuk lebih dalam dalam penyembahan. Ia mengutip Efesus 2:8–10, menegaskan bahwa keselamatan adalah anugerah Allah, bukan hasil usaha manusia. Tuhan sedang mencari generasi murid yang rela memberikan nyawanya bahkan sampai kepada maut.

Ps. Rachel juga membagikan kesaksiannya. Pada 2013, setelah pulang dari Solo, ia meninggalkan karier di perusahaan minyak dan gas dengan penghasilan besar demi mengikuti panggilan Tuhan untuk melayani generasi. Keputusan itu mengubah seluruh jalan hidupnya.

Ia menegaskan bahwa bangsa-bangsa membutuhkan Indonesia dalam rencana Allah, sebagaimana tertulis dalam Wahyu 7:9–10 dan Roma 11:25–29.

Konsep Anak Sulung

Dalam firman yang disampaikan, diuraikan konsep anak sulung:

  1. Yesus Kristus adalah Anak Sulung yang tertinggi.

  2. Daud adalah contoh anak sulung yang dipakai Tuhan.

  3. Israel disebut anak sulung bangsa-bangsa (Kel. 4:22).

  4. Anak sulung menerima berkat dua kali lipat (Ul. 21:17).

  5. Iblis membenci anak sulung karena mandat dan berkatnya.

  6. Anak sulung menetapkan pola bagi yang lain.

Jika Israel adalah bangsa sulung, maka suku-suku asli Indonesia adalah anak sulung dari bangsa ini. Kasih Allah tercurah bagi mereka, dan kasih yang sama tersedia bagi semua orang percaya.

Ibadah malam itu menjadi bukti nyata bahwa ketika suku-suku dan bangsa-bangsa bersatu meninggikan nama Tuhan, api kebangunan akan terus menjalar, dari Indonesia menuju bangsa-bangsa.

Comments

Related Articles

Back to top button