Sejak Masa Penjajahan, Panti Jompo GKJ Margoyudan Layani Lansia
BeritaMujizat.com -BMNews- Panti Jompo GKJ Margoyudan Surakarta setia melayani lansia sejak masa penjajahan hingga saat ini. Panti yang berada di bawah naungan GKJ Margoyudan ini berada di Kepatihan Kulon, Jebres, Surakarta sejak tahun 1930.
Ketua Panti Jompo, Bambang Susilo mengungkap alasan GKJ Margoyudan terpanggil untuk membangun panti jompo, yaitu karena belas kasihan dan hukum kasih.
“Dasar kita mendirikan panti, dasar kita kasih. Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri,” ucap Bambang Susilo, Ketua Panti Jompo.
Baca juga: Murid TK Sekolah Nusantara Baru Kunjungi Panti Jompo GKJ Margoyudan
Dulu, pada masa penjajahan banyak orang lansia yang keadaannya sangat memprihatinkan. Karena itulah, gereja tergerak untuk mengumpulkan mereka dan merawatnya.
Meskipun, keadaan pada saat itu memang belum memiliki gedung dan fasilitas yang memadahi.
“Sebetulnya keadaan gereja belum semampu apa yang diharapkan. Namun, karena kita berdasarkan hukum kasih itu tadi, itu perlu mendapatkan bantuan dari gereja,” jelas ketua panti jompo.
“Dulu bangunannya belum semegah ini, Anda bisa membayangkan sendiri pada masa penjajahan. Mungkin belum ada bangunannya yang penting dikumpulkan dulu,” lanjutnya.
Panti Jompo GKJ Margoyudan masih sebatas melayani lansia yang menjadi jemaat di GKJ Margoyudan itu sendiri.
“Kita belum menerima umum, masalahnya kalau umum sifatnya sudah yayasan. Kalau ini kan belum yayasan, masih di bawah gereja,” jelas Bambang.
Ketua Panti Jompo ini juga mengungkapkan jika saat ini cukup sulit untuk mendapatkan warga panti karena beberapa alasan, salah satunya karena keluarga yang tidak setuju. Beberapa dari mereka justru merasa tersinggung jika orang tuanya dirawat oleh panti.
“Kalau dulu mudah. Orang membutuhkan, tinggal bilang ke gereja. Keadaan saya seperti ini ini ini pak, langsung bisa. Sekarang keadaanya sudah lain, jauh berbeda. Kita pandang itu membutuhkan sekali sudah kita bujuk, belum tentu keluarganya setuju,” jelasnya.
Pengurus harus benar-benar menelusur dengan baik jemaat yang akan menjadi warga panti. Mereka harus berkunjung ke rumah jemaat tersebut, berdiskusi dengan keluarga, dan memperhatikan ekonomi dari keluarga tersebut.
Sekarang, ada empat lansia yang menjadi warga panti. Awalnya, ada delapan orang tetapi empat yang lain sudah dipanggil Tuhan.
Tidak ada kegiatan apapun yang diberikan pengurus kepada warga panti karena melihat kondisi dan usia. Mereka hanya memberikan radio untuk mendengarkan siraman rohani dan memberikan kekuatan setiap hari. Selain itu, setiap hari kamis minggu pertama diadakan ibadah untuk seluruh jemaat lansia, baik yang tinggal di panti maupun tidak.
Teguran dan nilai-nilai kebenaran juga diterapkan untuk kakek-nenek warga panti. Hal itu dilakukan untuk memberikan didikan kepada mereka agar dapat menggunakan waktu tuanya dengan baik.
Oleh karena itu, pengurus tidak mengharapkan bantuan secara materi dari pihak-pihak yang berkunjung ke panti. Hanya dengan datang, memberi semangat dan memberi kekuatan kepada kakek-nenek warga panti, itu sudah lebih dari cukup.