Rumah Abraham
RUMAH ABRAHAM
Bacaan : Kej 14:1-16
Ketika Abram mendengar, bahwa anak saudaranya tertawan, maka dikerahkannyalah orang-orangnya yang terlatih, yakni mereka yang lahir di rumahnya, tiga ratus delapan belas orang banyaknya, lalu mengejar musuh sampai ke Dan (Kej 14:14)
Sodom dan Gomora dalam peperangan melawan raja Kedarlaomer dan persekutuannya akhirnya mengalami kekalahan dan mati (Kej 14:8-10). Karena Lot ada di Sodom dan Gomora, maka Lot dan harta bendanya tertawan musuh.
Juga Lot, anak saudara Abram, beserta harta bendanya, dibawa musuh, lalu mereka pergi–sebab Lot itu diam di Sodom. (Kej 14:12)
Permasalahan Lot yang paling utama karena dia tinggal di tempat yang salah, yaitu Sodom. Seharusnya dia bersama Abraham, karena pamannya itu yang mendapatkan janji Tuhan, bukan Lot. Salah jalan Lot dibayar dengan harga yang mahal.
Mendengar tertawannya Lot, Abraham tidak tinggal diam. Dia melupakan perbedaan dan perselisihan, dan mengusahakan yang terbaik untuk membebaskan Lot dengan cara mengirim pasukannya yang terbaik, yaitu 318 orang yang lahir dan terlatih dirumahnya sendiri. 318 orang ini adalah anak-anak rumah Abraham.
Lot seharunya adalah bagian dari 318 pasukan elite ini, tapi dia keluar dari rumah dan mencari rumah sendiri akhirnya hidupnya terus menerus menderita karena tinggal di Sodom dan Gomora. Karena pada dasarnya, Lot adalah orang yang mengerti kebenaran, dan memiliki kerinduan untuk selalu hidup dalam kehendak, dan mandat Tuhan.
tetapi Ia menyelamatkan Lot, orang yang benar, yang terus-menerus menderita oleh cara hidup orang-orang yang tak mengenal hukum dan yang hanya mengikuti hawa nafsu mereka saja, — sebab orang benar ini tinggal di tengah-tengah mereka dan setiap hari melihat dan mendengar perbuatan-perbuatan mereka yang jahat itu, sehingga jiwanya yang benar itu tersiksa– (II Pet 2:7-8).
Kerinduan Abraham sama dengan kerinduan Tuhan untuk menyelamatkan kita yang tertawan di Sodom, rumah yang salah. Orang-orang benar yang karena kebutuhan keuangan, tekanan sosial, keluarga, bahkan masyarakat, akhirnya mengambil keputusan untuk tinggal “diluar rumah”, meninggalkan panggilan dan mandat yang ada.
Orang-orang yang sudah mengenal kasih Tuhan, bahkan pernah menghidupi panggilan dan tinggal didalamnya, meskipun terlihat berhasil di Sodom-nya masing-masing, tapi seperti kata Petrus, jiwa mereka benar-benar tersiksa, dan penuh kemarahan.
Meninggalkan panggilan, dan mandat membuat kita menjadi orang-orang yang marah dengan kehidupan, seperti Yunus di perut ikan, orang yang takut Tuhan tapi salah jalan (Yun 1:9). Sehingga sampai Niniwe diselamatkan pun, bukan ucapan yang syukur tapi kemarahan dalam hati yang robek. Pertanyaan Tuhan kepada Yunus, adalah pertanyaan untuk kita semua, Tetapi firman TUHAN: “Layakkah engkau marah?” (Yun 4:4).
Pendalaman Alkitab:
Kata benar dalam bahasa Yunani memakai kata dikaios (G1342) yang artinya adil, tegak lurus, sesuai hukum, tidak bersalah. Dalam konteks Lot, meskipun dia salah jalan, tapi dia disebut orang benar dan layak diselamatkan. Itulah yang disebut dibenarkan (justifikasi). Bukan hanya Kristus yang membenarkan kita (I Kor 1:30), tetapi Yesus Kristus adalah kebenaran kita (II Kor 5:21)
Penulis: Hanny Setiawan
HDMI (Hidup Dalam Mandat Ilahi) adalah adalah konsep pengajaran holistik yang membawa kekristenan tidak berhenti kepada kesalehan pribadi, tetapi berfokus kepada Membangun Tubuh Kristus. Selama 49 Hari penulis mengajak untuk Menghidupi Tujuan Ilahi, Memahami Desain Awal, Mengalahkan Dunia, Melakukan Yang Seharusnya, Menjalani Kehidupan, Menyiapkan Jalan, Menggenapi Janji.