Rebuilding the Altar: Kunci Kembali pada Rencana Tuhan
BeritaMujizat.com – Pesan Mimbar – Hari ini, saya ingin memulai dengan sebuah pernyataan. Ada sebuah buku di rak belakang kamar saya. Ketika saya membacanya, saya menemukan satu kalimat yang begitu meneguhkan, sebuah kalimat yang Roh Kudus tanamkan dalam hati saya: ” Elijah Ministry”—artinya ” pelayanan Elia”.
DNA yang Tuhan berikan sejak awal kepada kita bukanlah pelayanan lain, tetapi pelayanan Elia. Oleh karena itu, jika kita ingin memahami arah dan visi Tuhan bagi kita, kita harus mempelajari pelayanan Elia, membuka Firman-Nya, dan memahami siapa Elia serta apa yang ia lakukan.
Ketika Elia menghadapi nabi-nabi Baal, ia berhadapan dengan 450 mezbah yang bukan ditujukan untuk Tuhan, melainkan untuk allah lain. Ini adalah sebuah pertempuran rohani yang besar. Mari kita baca 1 Raja-raja 18:30:
“Kata Elia kepada seluruh rakyat itu: ‘Datanglah dekat kepadaku!’ Maka mendekatlah seluruh rakyat itu kepadanya. Lalu ia memperbaiki mezbah TUHAN yang telah runtuh itu.”
Perhatikan bagian ini: “Mezbah Tuhan telah runtuh”. Selama tiga setengah tahun terjadi kelaparan, tidak ada hujan, tidak ada api, semuanya kering. Mengapa? Karena sebelum Elia menghadapi nabi Baal dan sebelum api turun dari surga, langkah pertama yang harus dilakukan adalah membangun kembali mezbah Tuhan. Ini adalah poin yang sangat penting.
Dalam 1 Raja-raja 18:31-38, kita membaca bagaimana Elia mengambil dua belas batu sesuai dengan jumlah suku Israel dan membangun kembali mezbah demi nama Tuhan. Ia menaruh korban bakaran di atasnya dan menyiramnya dengan air hingga penuh. Lalu, saat korban dipersembahkan, Elia berdoa:
“Ya TUHAN, Allah Abraham, Ishak dan Israel, pada hari ini biarlah diketahui orang, bahwa Engkaulah Allah di tengah-tengah Israel dan bahwa aku ini hamba-Mu dan bahwa atas firman-Mulah aku melakukan segala perkara ini.”
Kemudian, api Tuhan turun dan menghanguskan korban, kayu, batu, dan bahkan air di dalam parit tersebut.
Makna Mezbah dalam Kehidupan Kita
Di zaman Elia, yang ia hadapi adalah penyembahan kepada Baal, dewa kesuburan. Ada dua altar—satu untuk Baal dan satu untuk Tuhan. Namun, Baal dikalahkan, dan Tuhan menunjukkan kuasa-Nya. Tuhan sedang mengajarkan bahwa sebelum melakukan hal lain, kita harus membangun kembali altar atau mezbah kita.
Apa itu mezbah?
- Tempat pertemuan antara Surga dan Bumi – Tempat kita mendapatkan arahan, pewahyuan, kasih, dan perintah dari Tuhan.
- Tempat pertobatan dan keintiman dengan Tuhan – Bukan sekadar pengakuan bahwa kita adalah orang Kristen, tetapi tempat kita membangun hubungan yang mendalam dengan Tuhan.
- Tempat otoritas dan persekutuan dengan Roh Kudus – Tanpa mezbah, pelayanan kita hanya menjadi rutinitas kosong.
Roh Kudus berbicara kepada saya: “Kamu punya banyak korban, tetapi tidak punya mezbah.” Ini sangat menegur. Kita bisa sibuk melayani, tetapi jika kehilangan mezbah, kita kehilangan keintiman, otoritas, dan arahan dari Tuhan. Banyak orang mengerti Firman tetapi sulit menghidupinya. Mengapa? Karena tanpa Roh Kudus dan mezbah, kita hanya menjadi seperti orang Farisi yang tahu kebenaran tetapi tidak mampu melakukannya.
Firman Tuhan itu seperti pedang bermata dua—jika kita tahu tetapi tidak melakukan, itu bisa melukai kita sendiri. Oleh karena itu, kita tidak hanya perlu memahami Firman, tetapi juga membangunnya dalam kehidupan kita melalui mezbah yang hidup.
Membangun Kembali Mezbah Tuhan
Tidak ada yang boleh kita lakukan tanpa mendengar arahan Tuhan terlebih dahulu. Segala sesuatu harus diawali dan diakhiri dengan mezbah—dengan doa dan ucapan syukur. Dalam sebuah komunitas gereja, ada tiga hal yang harus ada:
- Mezbah – Tempat perjumpaan dengan Tuhan.
- Korban – Pengorbanan yang tulus.
- Persembahan – Wujud ketaatan dan penyembahan kita kepada Tuhan.
Mezbah Baal harus dihancurkan—segala kepentingan pribadi harus disingkirkan. Kita harus membangun mezbah Tuhan kembali agar hujan rohani turun, api Tuhan menyala, dan berkat serta pewahyuan diberikan kepada kita.
Mari kita koreksi rutinitas pelayanan dan kebiasaan sehari-hari kita. Apakah kita hanya melakukan tugas tanpa membangun mezbah? Apakah kita sibuk secara rohani tetapi kehilangan keintiman dengan Tuhan? Mulai hari ini, bangunlah mezbah yang sejati agar kita kembali kepada perjanjian dengan Bapa dan mengalami kepenuhan kuasa-Nya dalam hidup kita.