Pertempuran Sesungguhnya (1)
Iblis sebagai tokoh antagonis diposisikan sebagai “musuh utama” dalam kepercayaan. Sejak di Eden, iblis adalah penggoda, dan penipu yang akhirnya membawa manusia kedalam jurang yang tanpa alas, yaitu jurang dosa.
Sejak kejatuhan, manusia menjadi budak dosa. Sebagai budak dosa, maka iblis memiliki akses langsung untuk menggunakan manusia sebagai pion-pion untuk membangun kerajaan kegelapan.
Tapi skenario ini tidak akan terjadi apabila manusia tidak lagi menjadi budak dosa, tapi budak kebenaran. Paulus dalam kitab Roma dengan jelas mengatakan:
Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa (Rom 6:6).
Artinya, di dalam Kristus, kita bukan lagi budak dosa. Frase “bukan lagi” perlu digaris bawahi karena memiliki arti kita tidak harus bertempur lagi dengan dosa sebagai status legal. Dosa sudah dikalahkan dengan sempurna di kayu salib.
Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran. (Rm 6:18).
Paulus menerangkan bahwa secara legal kita bukan lagi hamba atau budak (dolous) dari dosa, sehingga tidak perlu menuruti lagi apa mau dosa. Atau lebih tepatnya, sekarang kita memiliki otoritas dan kuasa untuk melakukan kebenaran.
Sebagai orang merdeka (Yoh 8:36, Gal 5:13, II Kor 3:17), “seharusnya” iblis tidak dapat dengan serta merta memasuki wilayah hidup kita. Sama dengan Adam dan Hawa, yang bisa dilakukan iblis hanyalah mencoba membohongi kita bahwa kita belum merdeka.
Dan disinilah pertempuran sebenarnya, karena pikiran, perasaan, dan kehendak atau jiwa kita masih dalam proses transformasi maka sering kita jatuh dalam tipuan-tipuan si pendusta. -HS-
Daily Seeking God
– 10 Tahun Perenungan Mencari Tuhan –
Daily Seeking God adalah kumpulan tulisan Hanny Setiawan selama 10 tahun. Ditulis secara spontan ketika ada pertanyaan-pertanyaan kepada diri sendiri. Dengan mengikuti “renungan harian” ini diharapan bisa mengerti pergumulan batin selama 2009-2019 penulis.