BMNews

Peringatan Darurat Demokrasi: Seruan Doa untuk Pemulihan Indonesia


BeritaMujizat.com – BMNews – Baru-baru ini, media sosial di Indonesia tengah ramai dengan berbagai postingan terkait “peringatan darurat” demokrasi. Isu ini mencuat setelah banyak masyarakat menyuarakan keprihatinan dan kekecewaan terhadap kondisi demokrasi Indonesia yang dianggap berada dalam keadaan darurat.

Pandangan ini muncul sebagai reaksi atas tindakan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang dianggap membegal  putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait batas usia calon untuk maju dan syarat partai politik mengikuti Pilkada 2024.

Kekecewaan masyarakat semakin memuncak ketika Badan Legislasi (Baleg) DPR RI memutuskan untuk mengikuti putusan Mahkamah Agung (MA) daripada melaksanakan putusan MK yang telah ditetapkan. Hal ini dianggap oleh banyak pihak sebagai tindakan inkonstitusional dan mengabaikan supremasi hukum yang seharusnya dijunjung tinggi dalam sistem demokrasi.

Reaksi keras dari masyarakat tidak hanya terlihat di media sosial. Hari ini, ribuan buruh dan mahasiswa turun ke jalan, mengepung gedung DPR RI di Jakarta untuk menolak Revisi UU Pilkada. Gelombang protes ini tidak hanya terjadi di ibu kota, tetapi juga di berbagai daerah seperti Yogyakarta, Bandung, dan Solo. Aksi ini menjadi simbol ketidakpuasan masyarakat yang semakin meluas dan menunjukkan bahwa krisis kepercayaan terhadap lembaga legislatif telah mencapai titik kritis.

Di tengah situasi yang memanas ini, gereja sebagai institusi moral dan spiritual tidak boleh berdiam diri. Suara gereja harus tetap lantang menyuarakan kebenaran dan keadilan. Mari kita bersama-sama berdoa untuk bangsa ini, agar Tuhan berdaulat penuh atas Indonesia, memulihkan demokrasi, dan memimpin bangsa ini menuju masa depan yang lebih baik.

Tuhan memanggil kita untuk menjadi garam dan terang dunia, terutama di saat kegelapan mencoba mengaburkan jalan. Dalam situasi ini, gereja harus mengingatkan semua pihak, termasuk para pemimpin bangsa, tentang tanggung jawab mereka untuk melayani rakyat dengan hati yang bersih dan niat yang tulus. Gereja harus berani menegur segala bentuk penyimpangan dari nilai-nilai demokrasi yang telah disepakati bersama.

Mari kita bersama-sama memohon agar Tuhan berdaulat penuh atas Indonesia, mengarahkan hati para pemimpin, dan memulihkan demokrasi yang kita cintai. Kita berdoa agar keadilan ditegakkan, kebenaran dihidupi, dan kesejahteraan rakyat menjadi prioritas utama.

Seperti Nehemia yang berpuasa, berdoa sambil menangis, dan berkabung ketika mendengar berita kalau tembok Yerusalem telah terbongkar dan pintu-pintu gerbangnya telah terbakar (Nehemia 1:1-11).

Dan Ester yang berpuasa ketika akan menghadap Raja Ahasyweros setelah mendapat kabar dari Mordekhai bahwa Haman akan membinasakan orang Yahudi (Ester 4:15-17).

Tidak berhenti hanya berdoa dan berpuasa, dalam Kitab Nehemia dan Kitab Ester juga diceritakan bagaimana mereka melakukan tindakan nyata sebagai upaya untuk menyelamatkan dan memulihkan bangsa mereka.

Semoga krisis ini menjadi momentum bagi semua elemen bangsa untuk merenungkan kembali nilai-nilai demokrasi yang kita anut dan memperkuat komitmen kita terhadap keadilan, persatuan, dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. Berdoa biarlah Tuhan memulihkan bangsa yang kita cintai.

Comments

Related Articles

Back to top button