Pengusutan Dugaan Korupsi Dahnil Mengungkap Mengapa Politisasi Agama Tumbuh Subur
BeritaMujizat.com – Poleksosbud – Masyarakat dikagetkan dengan kabar tentang dugaan korupsi yang dilakukan oleh ketua Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak. Dia diduga telah melakukan penyalahgunaan terhadap dana kemah Pemuda Islam yang dilakukan beberapa waktu yang lalu.
Polemik ini semakin mengungkap bagaimana politisasi agama dapat muncul dan berkembang sangat kuat dalam sistem perpolitikan di Indonesia. Sebagai negara demokrasi yang sangat menjunjung nilai-nilai Ketuhanan, organisasi agama dan kelompok agama tentu mendapat perhatian khusus dari pemerintah.
Organisasi agama dan kelompok agama yang ada sebenarnya digadang-gadang dapat menjadi pamong masyarakat untuk membangun kehidupan berbangsa yang relijius. Sayangnya komitmen pemerintah untuk menjaga nilai-nilai Ketuhanan dalam masyarakat justru dimanfaatkan oknum-oknum tertentu untuk meraup keuntungan atau kekuasaan.
Mereka memanfaatkan dukungan pemerintah terhadap organisasi dan kelompok agama untuk dijadikan tambang rupiah. Hibah dari pemerintah yang jumlahnya tidak sedikit coba digrogoti untuk kekayaan dan keuntungan pribadi. Dana-dana yang seharusnya digelontorkan untuk membangun masyarakat malah disikat dan dialih fungsikan.
Selain itu dukungan massa yang kuat dan loyal karena menggunakan komando agama malah dijadikan sebagai kekuatan untuk sebuah manuver untuk membangun kekuatan politik. Hal ini tentu menjadikan organisasi dan kelompok agama menjadi sangat ideal untuk menjadi kendaraan politik yang tangguh.
Privasi dan sensitivitas agama juga dimanfaatkan sebagai zona nyaman para politikus busuk ini untuk bersembunyi dengan aman. Mereka tinggal bermain peran sebagai umiat yang ditindas maka tameng hidup massa yang simpati dengan isu tersebut siap melindunginya.
Syukurlah apabila saat ini pihak Kepolisian lebih berani mengungkap kasus-kasus yang dilakukan para oknum yang ada di organisasi atau kelompok agama tertentu. Langkah berani ini harus terus mendapat dukungan dari masyarakat dan tentunya didukung oleh organisasi atau kelompok agama yang masih waras seperti Gereja.
Masyarakat akar rumput harus lebih sadar dan dewasa agar tidak terjebak tipu muslihat politisasi agama yang coba dilakukan tokoh atau oknum tertentu. Ruang gelap antara politik dan agama harus diterangi dengan kebenaran dan semangat persatuan agar tidak dimanfaatkan menjadi kendaraan politik kelompok tertentu.
Semoga pengusutan kasus penyimpangan dana yang dilakukan Dahnil menjadi titik terang bangkitnya hukum dan peradilan di Indonesia, yang sempat tersandra oleh politisasi agama. Kasus ini kiranya juga menjadi pelajaran politik yang sangat berharga bagi masyarakat Indonesia, agar lebih waspada terhadap politisasi agama.
Penulis : Gilrandi ADP