Penggilan Menyatukan dan Mengumpulkan Diaspora
Hal itu dikatakannya bukan dari dirinya sendiri, tetapi sebagai Imam Besar pada tahun itu ia bernubuat, bahwa Yesus akan mati untuk bangsa itu, dan bukan untuk bangsa itu saja, tetapi juga untuk mengumpulkan dan mempersatukan anak-anak Allah yang tercerai-berai. Yohanes 11:51-52
BeritaMujizat.com – Pendalaman Alkitab – Mengumpulkan dan menyatukan anak-anakNya yang tercerai-berai adalah kerinduan terbesar Tuhan atas manusia. Kata tercerai-berai dalam bahasa asli disebut diaskorpizo <1287> yang kemudian dikenal sebagai diaspora. Janji untuk mengumpulkan dan mempersatukan diaspora ini tertulis hampir di semua kitab.
Nubuatan untuk mengumpulkan dan mempersatukan diaspora juga menjadi nubuatan yang dikerjakan dan digenapi Tuhan Yesus. Kematian Tuhan Yesus diatas kayu salib menjadi tanda dan materai bahwa Tuhan sedang menggenapi janjiNya untuk mengumpulkan dan menyatukan diaspora. Penggenapan janji ini bahkan dimandatkan untuk digenapi dan dilanjutkan Gereja hingga saat ini.
Hal itu dikatakannya bukan dari dirinya sendiri, tetapi sebagai Imam Besar pada tahun itu ia bernubuat, bahwa Yesus akan mati untuk bangsa itu, dan bukan untuk bangsa itu saja, tetapi juga untuk mengumpulkan dan mempersatukan anak-anak Allah yang tercerai-berai. Yohanes 11:51-52
Tercerai-berainya umat Tuhan ketika manusia berbalik setia kepada Tuhan. Manusia bahkan berusaha menggantikan Tuhan dengan allah lain. Meskipun begitu Tuhan tetap berusaha memulihkan dan menarik manusia kembali ke persekutuan yang kudus denganNya.
maka TUHAN, Allahmu, akan memulihkan keadaanmu dan akan menyayangi engkau. Ia akan mengumpulkan engkau kembali dari segala bangsa, ke mana TUHAN, Allahmu, telah menyerakkan engkau. Ulangan 30 : 3
Peristiwa Pentakosta menjadi titik awal Gereja melangkah bergerak mengumpulkan dan menyatukan diaspora, melalui pengabaran Injil. Sejarah mencatat, Gereja Tuhan harus melewati dan menerobos banyak hambatan untuk menyatakan dan mengerjakan mandat dari Tuhan tersebut.
Gereja harus menghadapi para penguasa-penguasa dan sistem-sistem dunia yang menawan para diaspora. Mereka bahkan tak segan menghabisi orang-orang percaya yang membawa pesan dan mengerjakan mandat Tuhan untuk mengumpulkan dan menyatukan diaspora.
Tuhan Yesus menjadi yang sulung dimana dia ditolak, dihina, bahkan dibunuh. Hal yang sama juga dialami oleh Gereja ketika mulai melangkah hingga saat ini. Tantangan dan hambatan Gereja untuk menggenapi mandat Tuhan ini juga muncul dari dalam. Ajaran-ajaran palsu dan tidak sehat membuat Gereja lupa dengan mandat utama yang diberikan Tuhan Yesus kepada Gereja.
Meskipun begitu rupa tantangan dan hambatan yang menghadang, Gereja Tuhan terus bergerak hingga kabar sukacita ini sampai pada bangsa dan suku kita. Ketaatan bapak-bapak pendahulu Gereja membuat kita menerima keselamatan dan menjadi bagian yang yang akan dikumpulkan dan disatukan.
Kini kita dipanggil untuk mengumpulkan dan menyatukan diaspora-diaspora yang belum mendengar dan menerima kabar sukacita ini. Goncangan global dan krisis yang diakibatkan virus covid-19 membuka jalan baru yang dapat kita lalui untuk mengumpulkan dan menyatukan diaspora.
Baca juga : Menuju Pentakosta 2020 Permulaan Normal Baru
Ketika pertemuan dan gerak secara fisik dibatasi, Gereja justru dapat bergerak lebih cepat melalui kemajuan teknologi dan media sosial. Kemampuan dan kemajuan teknologi yang dapat menghubungkan manusia lintas dan batas waktu mempermudah Gereja menjangkau lebih luas dan lebih cepat.
Saat ini banyak sekali gerakan-gerakan Gereja lintas denominasi bahkan negara bergerak dan berdoa bersama bagi kesatuan melalui pertemuan online. Bapak-bapak Gereja dari berbagai negara juga mulai mengadakan pertemuan rutin dalam ruang-ruang ibadah online.
Gereja juga mulai bergerak untuk menyuarakan pesan-pesan profetik melalui media sosial yang notabene adalah ruang publik yang dapat diakses siapa saja. Normal baru yang muncul akibat covid-19 menjadi Era baru penginjilan dan pergerakan Gereja.
Penulis : Gilrandi ADP