Optimalisasi Belajar di Rumah : Berkaca dari Pendidikan Kristen pada Masa Reformasi Gereja
BeritaMujizat.com – Pendidikan – Reformasi Gereja (Protestan) yang terjadi di awal abad 16, membawa perubahan besar pada pendidikan Kristen baik formal maupun non formal. Marthin Luther, yang merupakan tokoh sentral gerakan reformasi Gereja, melihat perlunya pendidikan wajib yang universal bagi semua anak.
Pendidikan menurut Luther seharusnya dapat dinikmati semua anak dari latar belakang apapun. Pada masa itu pendidikan hanya terbatas bagi orang kaya dan orang yang telah dipersiapkan untuk melayani Gereja.
Ide-ide Luther untuk keimanan orang awam dan otoritas Kitab Suci mendorong munculnya semangat belajar yang sangat besar. Dia mengajak semua orang untuk membaca dan mempelajari Alkitab, tidak saja dalam terjemahan baru tetapi juga dalam bahasa asli.
Luther mengembangkan katekismus untuk pendidikan orang-orang awan dan untuk para imam, dengan menuliskan himne untuk dinyanyikan jemaat yang belajar tentang dasar-dasar iman Kristen. Selain itu Luther juga mengembangkan perpustakaan-perpustakaan di sekolah agar semua orang dapat belajar.
Belajar melalui himne dapat menjadi kita pakai sebagai metode belajar kreatif dalam masa pandemi saat ini. Pendekatan belajar melalui himne ini selain menarik juga menyederhanakan tingkat pemahaman materi.
Kemajuan teknologi, dengan ditemukannya mesin cetak oleh Johanes Gutenberg, menjadi dukungan yang sangat kuat transformasi pendidikan yang digagas Luther. Selain mendorong pendidikan untuk semua kelangan, Luther juga berkontribusi besar pada bangkitnya pendidikan keluarga.
Luther mengembalikan pendidikan pada tanggung jawab keluarga, yang selama ini dikerjakan sepenuhnya oleh Gereja. Keluarga menjadi pusat-pusat belajar dalam kelompok-kelompok kecil.
Keterbatasan akibat konflik yang terjadi pada waktu menjadikan keluarga sebagai pusat studi sekaligus rohani. Luther dan beberapa tokoh reformasi lainya mengoptimalkan pendidikan dari rumah dalam kelompok-kelompok kecil.
Kembalinya pendidikan tanggung jawab pendidikan keluarga pada masa reformasi Gereja ini dapat kita jadikan sebagai bahan refleksi dalam masa pendidikan pandemi saat ini. Setiap keluarga dapat kembali menyadari pentingnya mengembalikan keluarga sebagai pusat pembelajaran bagi anak.
Beberapa tokoh reformasi Gereja seperti Calvin dan John Knox juga mendorong munculnya sekolah dan ketekimus bagi anak. Knok bahkan mendorong agar hamba Tuhan atau pemimpin Gereja menjadi guru bagi anak-anak. Pendidikan pada masa reformasi Gereja ini mulai memberikan ruang bagi wanita untuk belajar, bahkan menjadi guru.
Penulis : GIlrandi ADP