Metamorfosis Jiwa
Allah itu Roh. Ketika sebelum berdosa, manusia dengan gampang berkomunikasi dengan penciptaNya. Padahal, Adam yang disebut “a living soul”, makhluk yang hidup alias makhluk jiwa.
Ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup. (Kej. 2:7).
Apa yang terjadi?.Bagaimana jiwa bisa berhubungan dengan roh?. Rupa-rupanya inilah pusat segala masalah, sekaligus pusat peperangan kita. Begitu manusia tidak taat, dan berdosa, jiwa “disembunyikan” dalam daging, dan saat itu juga roh manusia langsung mati seperti kata Tuhan, hari itu juga mati begitu makan buat baik dan jahat.
tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati”. (Kej. 2:17).
Sebelumnya jiwa kita sempurna karena ada roh yang mengkontrol dan menyesuaikan dengan FirmanNya. Namun, jiwa di mana pikiran, perasaan, dan kehendak itu berada tiba-tiba menjadi “tuan” dan mengendalikan manusia seutuhnya.
Tidak heran sebelum CIPTAAN yang Baru (II Kor. 5:17) itu lahir, tidak ada yang baik dalam diri manusia (Roma. 3), komunikasi terputus. Perlu ada intervensi ilahi. Dilahirkan kembali!. Proses kelahiran baru melibatkan roh manusia dari yang mati menjadi benih Ilahi.
Kata Nikodemus kepada-Nya: “Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?”. Jawab Yesus: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh. (Yoh. 3:4-6).
Setelah dilahirkan kembali “benih ilahi” itu mulai hadir kembali (I Yoh. 3:9). Roh Kudus dan roh manusia manunggal, persis seperti proses Maria yang dikandung Roh Kudus. Suatu kelahiran yang ajaib. Proses ini 100% adalah perbuatan Ilahi, Anugerah Allah yang besar. Tidak terpahami, tetapi sangat terpecaya.
Ciptaan yang baru inilah yang mampu berkomunikasi dan berhubungan dengan Allah. Ciptaan yang baru mau mengambil alih kembali kepimpinan dalam diri manusia, tapi “tuan yang lama”, si manusia lama, si adam yang lama yaitu JIWA kita yang termanifestasi dalam pikiran, perasaan dan kehendak yang gelap tidak mau diam begitu saja.
Terjadilah peperangan BATIN yang luar biasa. Jiwa inilah yang harus disangkal. Jiwa inilah yang dikuduskan. Jiwa inilah yang harus diperbarui (baca: dimetamorfosis). Mulai dari ulat, kepompong, menjadi kupu-kupu.
Roma 12:2 mengatakan dengan sangat tepat proses itu, “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.” Kata berubahlah itu metamorpho, dan budi itu nous bagian dari jiwa kita.
Metamorfosis jiwa inilah pada dasarnya cara satu-satunya kita mengenal Dia, melalui hati nurani, penyembahan, dan intuisi roh, Roh Kudus membimbing dengan FirmanNya yang tertulis (logos, alkitab) sehingga terjadi rhema-rhema yang akan memperbarui pikiran, perasaan, dan kehendak kita dari sehari-sehari. Itulah proses pikul salib (Luk. 9:23), itulah proses diubahkan dari kemuliaan kepada kemuliaan
Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar. (II Kor. 3:18).
Dewasakan roh, ciptaan yang baru, benih ilahi itu dan diwaktu yang bersamaan sangkal diri dan latih pikiran, perasaan, dan kehendak kita. Sampai kita bisa berkata dalam setiap keadaaan “Bukan kehendakku, tapi kehendakMu”. (yhs).
Daily Seeking God
– 10 Tahun Perenungan Mencari Tuhan –
Daily Seeking God adalah kumpulan tulisan Hanny Setiawan selama 10 tahun. Ditulis secara spontan ketika ada pertanyaan-pertanyaan kepada diri sendiri. Dengan mengikuti “renungan harian” ini diharapan bisa mengerti pergumulan batin selama 2009-2019 penulis.