Membangun Kembali Mezbah: Kunci Pemulihan dan Kehidupan Rohani yang Murni
BeritaMujizat.com – Pesan Mimbar – Dalam kisah 1 Raja-raja 18:30-40, kita menemukan momen penting ketika Elia memperbaiki mezbah Tuhan yang telah runtuh. Pada masa itu, bangsa Israel mengalami kekeringan selama 3,5 tahun—tidak ada hujan, tidak ada api dari surga, tidak ada lawatan Tuhan, dan tidak ada jiwa yang diselamatkan. Semua terasa kering dan tandus, baik secara fisik maupun rohani.
Elia, sebelum menghadapi nabi-nabi Baal dan memohonkan api dari surga, terlebih dahulu memperbaiki mezbah Tuhan. Ini adalah langkah awal yang sangat penting, yang mengajarkan kepada kita beberapa prinsip penting dalam perjalanan rohani kita.
Kata Elia kepada seluruh rakyat itu: “Datanglah dekat kepadaku!” Maka mendekatlah seluruh rakyat itu kepadanya. Lalu ia memperbaiki mezbah TUHAN yang telah diruntuhkan itu. 1 Raja-raja 18:30
1. Mezbah sebagai Tempat Pertemuan dengan Tuhan
Mezbah adalah simbol pertemuan antara surga dan bumi—tempat di mana kita mendapatkan arahan, pewahyuan, dan kasih dari Tuhan. Sebelum kita bisa meminta sesuatu dari Tuhan, kita harus terlebih dahulu membangun kembali mezbah dalam hidup kita. Mezbah ini melambangkan hubungan intim dengan Tuhan, tempat di mana kita bersekutu dengan-Nya. Ini lebih dari sekadar hubungan biasa; ini adalah fellowship yang dalam dengan Tuhan.
2. Kesibukan Pelayanan Tanpa Mezbah adalah Sia-sia
Seringkali, kita terjebak dalam kesibukan pelayanan. Kita terlibat dalam banyak aktivitas dan tugas, tetapi melupakan hal yang paling penting: hubungan pribadi dengan Tuhan. Pelayanan tanpa hubungan yang intim dengan Tuhan akan menjadi kosong. Jangan sampai kita memberikan korban tanpa mezbah. Korban yang diberikan tanpa fondasi hubungan yang dalam dengan Tuhan akan menjadi kotor. Kita bisa saja sibuk, tetapi kesibukan kita tidak selalu mencerminkan cinta kita kepada Tuhan.
3. Mezbah Menghubungkan Kita dengan Warisan Rohani
Ketika Elia memperbaiki mezbah, ia mengambil 12 batu, yang melambangkan 12 suku Israel, dan menyusunnya kembali. Ini adalah pengingat akan perjanjian Tuhan dengan nenek moyang mereka: Abraham, Ishak, dan Yakub. Mezbah adalah kunci bagi kita untuk mendapatkan kembali warisan rohani dari generasi sebelumnya. Dengan membangun mezbah, kita mengingat dan terhubung kembali dengan janji-janji Tuhan bagi kita.
4. Pengorbanan yang Lebih Besar di Tengah Kelaparan
Setelah mezbah dibangun, Elia melakukan tindakan yang luar biasa: ia menyiramkan air ke atas korban dan mezbah, meskipun saat itu mereka sedang mengalami kelaparan dan kekeringan. Air adalah barang yang sangat berharga pada waktu itu, tetapi Elia tetap melakukannya sebagai bentuk pengorbanan yang lebih besar. Ini mengajarkan kita bahwa terkadang Tuhan memanggil kita untuk memberikan pengorbanan yang lebih dalam, bahkan di tengah situasi yang sulit.
Kemudian pada waktu mempersembahkan korban petang, tampillah nabi Elia dan berkata: “Ya TUHAN, Allah Abraham, Ishak dan Israel, pada hari ini biarlah diketahui orang, bahwa Engkaulah Allah di tengah-tengah Israel dan bahwa aku ini hamba-Mu dan bahwa atas firman-Mulah aku melakukan segala perkara ini. 1 Raja-raja 18:36
5. Jangan Bergerak Tanpa Arahan dari Tuhan
Elia melakukan semuanya atas arahan dari Tuhan. Sebelum memohon api turun dari surga, ia memastikan bahwa ia melakukan segala sesuatu sesuai dengan kehendak Tuhan. Dalam kehidupan kita, kita juga harus memastikan bahwa kita tidak bertindak sembarangan tanpa arahan yang jelas dari Tuhan. Lebih baik menunggu dalam diam daripada bergerak tanpa tujuan yang jelas, seperti seorang petinju yang meninju tanpa arah.
Gereja Tuhan, baik secara kolektif maupun individu, harus memiliki mezbah. Mezbah ini adalah tempat pertemuan dengan Tuhan, tempat kita bersekutu dan menerima arahan dari-Nya. Jangan hanya berfokus pada korban atau pelayanan tanpa membangun mezbah terlebih dahulu. Hubungan yang intim dengan Tuhan adalah kunci bagi keberhasilan pelayanan dan kehidupan rohani kita.
Mari kita perbaiki mezbah yang telah runtuh dalam hidup kita. Mulailah dengan memperbaharui hubungan kita dengan Tuhan, lalu biarkan pengorbanan dan pelayanan kita menjadi murni dan diterima oleh-Nya. Mezbah adalah fondasi untuk segala sesuatu yang kita lakukan dalam pelayanan dan kehidupan rohani.
Pesan mimbar ini disampaikan oleh Pdt. Benyamin Henry Setiawan, S.Miss, M.Th dalam ibadah Kingdom Family Service tanggal 20 Oktober 2024.