Hidup Dalam Mandat IlahiRenungan HarianSpiritualitas

Membangun Bahtera


MEMBANGUN BAHTERA

Bacaan : Kel 2:1-10

Tetapi ia tidak dapat menyembunyikannya lebih lama lagi, sebab itu diambilnya sebuah peti pandan, dipakalnya dengan gala-gala dan ter, diletakkannya bayi itu di dalamnya dan ditaruhnya peti itu di tengah-tengah teberau di tepi sungai Nil;
(Kel 2:3).

Generasi ke-5 dari Abraham yaitu generasi anak-anak Efraim dan Manasye (anak-anak Yusuf), tinggal di Mesir 430 tahun. Dari 1 keluarga, akhirnya menjadi Israel satu bangsa. Bangsa yang memiliki janji akan sebuah tanah (the land), yaitu tanah yang terbentang dari sungai Mesir ke sungai Efrat (Kej 15:18-21; Kej 26:3; Kej 28:13; Kel 23:31).

Mesir bukanlah tanah perjanjian. Sebab itu ketika waktunya tiba, maka Israel harus keluar dari Mesir. Di awal kedatangan keluarga Yakub (Israel), Mesir adalah solusi, tapi akhirnya Mesir menjadi tempat perbudakan.

Lamanya orang Israel diam di Mesir adalah empat ratus tiga puluh tahun. Sesudah lewat empat ratus tiga puluh tahun, tepat pada hari itu juga, keluarlah segala pasukan TUHAN dari tanah Mesir. (Kel12:40).

Tuhan tidak pernah terlambat. Dia selalu menyiapkan solusi, sebelum memberikan instruksi. Sebelum Israel berseru, bahkan mengerang karena perbudakan (Kel 2:23-25), Tuhan menyiapkan 1 orang keturunan Lewi (Kel 2:1), bernama Musa untuk proyek besarNya mengeluarkan Israel dari Mesir sehingga menggenapi janjiNya atas Abraham, Ishak, dan Yakub.

Musa diselamatkan dari pembunuhan bayi-bayi oleh Firaun ketika dia ditempatkan di keranjang / peti yang diapungkan di sungai Nil, sampai akhirnya dipungut putri Firaun (Kel 2:9). Kata keranjang atau peti dalam bahasa Ibrani dipakai kata tebah yang artinya adalah bahtera.

Kata tebah ini pertama kali digunakan dalam Alkitab ketika Tuhan menyuruh Nuh untuk membuat bahtera sehingga menyelamatkan dari hukuman Tuhan atas manusia melalui banjir besar.

Buatlah bagimu sebuah bahtera dari kayu gofir; bahtera itu harus kau buat berpetak-petak dan harus kau tutup dengan pakal dari luar dan dari dalam.

Beginilah engkau harus membuat bahtera itu: tiga ratus hasta panjangnya, lima puluh hasta lebarnya dan tiga puluh hasta tingginya. (Kej 6:14-15).

Keranjang, peti, atau bahtera adalah simbol tempat yang paling aman untuk Musa, dan keluarga Nuh. Pola membangun bahtera adalah pola Ilahi setiap kali Dia menyelamatkan manusia. Selalu ada bahtera-bahtera yang disiapkan untuk menyelamatkan.

Tuhan Yesus menubuatkan bahwa akhir zaman akan seperti zaman Nuh (Mat 24:37-39). Artinya, seperti Nuh dan Musa, kita membutuhkan tebah, bahtera akhir zaman. Tuhan mencari orang-orang yang mau menyiapkan jalan seperti Yohanes Pembaptis (Mat 3:1-2).

Apa yang disiapkan? Ekklesia (yunani) atau jemaatNya atau gerejaNya atau tubuh Kristus atau mempelaiNya. Tuhan Yesus memberikan otoritas dan kuasa kepada EkklesiaNya sehingga melepas dan mengikat apa yang disurga dan dibumi.

Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga. (Mat 16:18-19).

Di dalam Yesus kita adalah batu-batu hidup yang dipergunakan untuk membangun Ekklesia, dimana orang-orang yang percaya akan masuk didalamnya dan diselamatkan dari hari penghakiman terakhir. Dan pembangunan Bahtera Ekklesia dimulai dengan pernyataan “… Engkau (Yesus Kristus) adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” (Mat 16:16).

Pendalaman Alkitab:

Kata ekklesia dalam bahasa Yunani (G1577)  diterjemahkan jemaat  berasal dari kata ek (G1537) yang artinya kelua, dan kaleo (G2564) yang artinya dipanggil. Ekklesia memiliki arti dipanggil keluar. Seperti Israel, dipanggil keluar dari Mesir untuk mewarisi dan menduduki tanah perjanjian yang sudah dijanjikan. Orang-orang yang terpanggil itulah Imamat yang Rajani (I Pet 2:9). Kata ekklesia ini berarti pertemuan (assembly) dan dalam konteks pertemuan rohani akhirnya diterjemahkan sebagai gereja. Kata ekklesia dalam kerajaan Romawi juga berarti pasukan yang diutus untuk menduduki suatu wilayah.

Penulis :Hanny Setiawan

HDMI (Hidup Dalam Mandat Ilahi)  adalah adalah konsep pengajaran holistik yang membawa kekristenan tidak berhenti kepada kesalehan pribadi, tetapi berfokus kepada Membangun Tubuh Kristus. Selama 49 Hari penulis mengajak untuk Menghidupi Tujuan Ilahi, Memahami Desain Awal, Mengalahkan Dunia, Melakukan Yang Seharusnya, Menjalani Kehidupan, Menyiapkan Jalan, Menggenapi Janji.

Comments

Related Articles

Back to top button