Martir Pakistan: Pengabdian Pendeta Kamran Salamat Berakhir Dalam Penembakan

BeritaMujizat.com – BMNews – Seorang pendeta Kristen terkemuka di Pakistan, Pastor Kamran Salamat, tewas setelah ditembak oleh pelaku tak dikenal dalam sebuah serangan bersenjata di kawasan Islam Colony, Sialkot Road, Gujranwala, Jumat pagi waktu setempat.
Insiden ini kembali menyoroti meningkatnya kekerasan terhadap minoritas Kristen di negara tersebut.
Serangan terjadi sekitar pukul 09.00 pagi, ketika pendeta Kamran Salamat keluar dari rumahnya untuk sebuah aktivitas rutin. Seorang pria bersenjata yang mengendarai sepeda motor mendekati korban dan melepaskan beberapa tembakan dari jarak dekat. Warga sekitar langsung berlarian menyelamatkan diri, sementara keluarga dan tetangga memberikan pertolongan pertama dan membawa korban ke Civil Hospital Gujranwala.
Meski sempat mendapat perawatan intensif, Kamran Salamat dinyatakan meninggal dunia beberapa jam kemudian akibat luka tembak yang parah.
Dari laporan yang dihimpun berbagai organisasi HAM dan media internasional, penyerangan ini bukan yang pertama kali dialami Kamran Salamat. Pada September 2025, ia menjadi korban percobaan pembunuhan di Islamabad, ketika seorang penyerang menembak kakinya dalam sebuah insiden yang diduga bermotif kebencian terhadap komunitas Kristen.
Akibat ancaman yang terus meningkat, Kamran Salamat bersama keluarga kemudian relokasi ke kota Gujranwala untuk mencari lingkungan yang lebih aman — namun ancaman tetap membayangi.
Kematian tragis Kamran Salamat memicu gelombang duka dan kemarahan dari komunitas Kristen Pakistan. Para pemimpin gereja, termasuk jaringan Pastors’ Alliance Islamabad yang sebelumnya dipimpinnya, menyebut kejadian ini sebagai serangan terencana dan mendesak pemerintah melakukan penyelidikan menyeluruh.
Organisasi internasional seperti British Asian Christian Association (BACA) dan International Christian Concern (ICC) turut mengecam insiden tersebut. Mereka menyatakan pembunuhan ini adalah bagian dari rangkaian kekerasan yang dialami minoritas Kristen di Pakistan dan menuntut perlindungan lebih kuat dari pihak berwenang.
Pendeta Kamran Salamat meninggalkan seorang istri serta tiga anak — dua perempuan dan satu laki-laki.
Ribuan umat Kristen dari berbagai denominasi menghadiri prosesi pemakamannya pada 6 Desember 2025, menunjukkan besarnya pengaruh dan dedikasinya selama melayani jemaat.
Insiden ini menambah daftar panjang kasus kekerasan terhadap minoritas Kristen di Pakistan, yang kerap menghadapi ancaman, serangan bersenjata, serta penyalahgunaan undang-undang penistaan agama. Kelompok pengawas HAM mengingatkan pemerintah bahwa situasi ini dapat memburuk jika tidak segera ada langkah perlindungan yang lebih serius.
Komunitas Kristen di Pakistan menuntut agar:
-
Pelaku serangan segera ditangkap,
-
Penyidikan dilakukan transparan,
-
Pemerintah memberikan perlindungan bagi pemimpin gereja,
-
Dan kekerasan berbasis agama ditindak tanpa kompromi.
Kematian pendeta Kamran Salamat kini menjadi simbol perjuangan dan penderitaan minoritas Kristen Pakistan, serta seruan kuat agar keadilan ditegakkan.



