Maggha, Adopsi Bayi Terlantar Sejak Remaja Hingga Dirikan Yayasan
BeritaMujizat.com -Sosok- Maggha Karaneya Kang, pendiri yayasan Metta Mama & Maggha yang mengadopsi bayi yang diterlantarkan orang tuanya. Yayasan ini resmi berdiri pada tahun 2015, saat Maggha baru berusia 15 tahun.
Gadis Bali ini mendapatkan panggilan hidup yang pertama kali pada saat dia merayakan ulang tahun adiknya di sebuah yayasan.
“Panggilan Maggha untuk merawat bayi terlantar berawal saat ia merayakan ulang tahun adiknya, Kara, yang dilakukan di sebuah yayasdn yang menampung bayi terlantar. Merasa bahwa hidupnya penuh dengan kasih sayang, Maggha ingin membagi kasih sayangnya pada bayi-bayi yang diterlantarkan. Dengan bantuan Ibunda, Maggha mendirikan yayasan yang diberi nama Metta Mama & Maggha,” tulisnya di Instagram yayasan.
Sejak awal, yayasan Metta Mama & Maggha bekerja sama dengan Dinas Sosial provinsi Bali. Karena itulah, mereka dapat merawat banyak bayi yang terlantar.
“Dan yayasan Metta Mama Maggha menjadi partner untuk membantu bayi-bayi yang terlantar, partner dengan Dinas Sosial. Karena dalam hal ini, Dinas Sosial tidak memiliki fasilitas untuk merawat bayi-bayi terlantar,” ungkap Vivi, Mama Maggha sekaligus admin Instagram Yayasan Metta Mama & Maggha saat diwawancarai Beritamujizat.com.
Bayi pertama yayasan ini berasal dari satu bayi yang ditemukan masyarakat di dalam kardus yang tergeletak di pinggir jalan Mengui, Denpasar pada tahun 2015 dengan kondisi hiportemia dan beratnya hanya 2,2 kg. Bayi itu dibawa ke rumah sakit dan setelah keluar dari NICU, Dinas Sosial menyerahkan bayi mungil itu ke yayasan untuk dirawat.
Lalu, bayi kedua diserahkan oleh seorang ibu di salah satu rumah sakit yang berada di Denpasar dengan kondisi sehat. Bayi itu diserahkan dengan alasan ibu sang bayi belum mampu merawat. Bayi ketiga ditemukan di Negare dan diserahkan oleh Dinas Sosial ke yayasan. Bayi keempat, ditemukan di bawah pick up dengan kondisi terbungkus selimut.
“Dan seterusnya, dalam waktu 5 bulan sudah banyak bayi ya. Dan sebelum yayasan buka, pada tahun 2014 kalau gak salah mulai bulan Oktober kita sudah mulai training bidan,” ungkap Vivi yang akrab dipanggil Bunda oleh warganet.
“Jadi, saat bayi pertama masuk kita sudah punya tenaga bidan 9 orang. Saat ini, terakhir jumlah bidan dan perawat kita ada 31 orang,” tambahnya.
Operasional di Metta Mama & Maggha ini sangat bagus. Bukan hanya perawat dan bidan, tetapi terdapat bagian lain, seperti manajemen nutrisi, perkembangan anak, akuntan, edukasi anak, Rumah Aman, dan lain sebagainya.
Hebatnya, Maggha beserta keluarga bukan hanya membuka pintu yayasan untuk bayi terlantar saja, tetapi sejak 2016 juga menyediakan rumah untuk ibu hamil yang sudah tidak memiliki solusi dan rumah itu diberi nama Rumah Aman.
Yayasan ini sudah semakin besar, oleh karena itulah tenaga kerjanya juga semakin banyak. Saat ini, terdapat 45 bayi dan 3 ibu hamil di Rumah Aman.
“Rumah Aman itu sendiri sampai saat ini sudah menolong 108 ibu hamil dengan berbagai macam kasus,” jelas Bunda.
Sekalipun sudah bermitra dengan Dinas Sosial, Metta Mama & Maggha menggunakan dana pribadi untuk memenuhi kebutuhan bayi dan ibu hamil di yayasannya. Namun, terkadang ada beberapa donatur yang memberikan donasi, seperti uang, pakaian, susu, popok, dan kebutuhan yang lainnya.
“Kalau rumah, ini adalah rumah pribadi yang digunakan oleh Maggha sebagai founder yang diberikan oleh neneknya sendiri. Sejak awal yayasan berdiri sudah memiliki dana pribadi untuk mensupport yayasan ini,” jelasnya.
Yayasan ini tidak mau bergantung dengan donatur karena akan berpengaruh dengan SOP yang ada. Metta Mama & Maggha ingin memberikan fasilitas terbaik untuk anak-anak yang mereka asuh.
“Donatur ada tapi tidak rutin, ya. Dan donatur itu dengan jumlah besar tidak ada dan tidak pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah. Sejauh ini kami menjadi partner Dinas Sosial, namun secara dana belum pernah diberikan oleh pemerintah,” lanjut Bunda.
“Maggha ingin mengajak orang-orang baik untuk melakukan kebajikan, kebaikan, tidak harus menunggu kaya dahulu karena kita berbuat baik dengan mendanakan (mendonasikan) baju preloved. Bayi kan cepat besar ya, atau mendanakan MPASI, seperti pisang, pepaya, buah-buahan, daging dan ikan,” ucapnya.
Bahkan, bayi di yayasan ini bisa diadopsi dengan syarat dan ada beberapa bayi yang sudah mendapatkan orang tua baru.
Vivi berpesan untuk semua orang tua agar lebih dekat dengan anak dan anak mau terbuka apa adanya dengan orang tua. Komunikasi yang terbuka sangat penting.
Yayasan Metta Mama & Maggha berharap semoga tidak ada lagi bayi-bayi yang dibuang di Indonesia. Apabila, kita bertemu dengan ibu hamil yang tidak memiliki solusi, kita wajib menolong bukan malah men-judge mereka.