Ketidaktahuan Ilahi
Berbeda dengan hukum kebiasaan, tidak tahu dalam proses mencari Tuhan adalah baik. “Ketidaktahuan Ilahi” memberikan ruang bagi iman untuk tumbuh. Manusia modern mencoba menjawab semua kebutuhan kehidupan dengan teknologi, pada akhirnya lahirlah ‘babel modern’. Manusia merasa bisa hidup tanpa Tuhan.
Hal-hal yang tersembunyi ialah bagi TUHAN, Allah kita, tetapi hal-hal yang dinyatakan ialah bagi kita dan bagi anak-anak kita sampai selama-lamanya, supaya kita melakukan segala perkataan hukum Taurat ini.”(Ulangan 29:29)
Sudah menjadi nature dari Tuhan yang maha sakral dan “tersembunyi”. Jadi, pencari Tuhan dimulai dari ketidaktahuan kepada ketidaktahuan yang lain. Kebesaran Tuhan yang tidak terbatas membuat manusia akan memiliki persediaan ketidak tahuan. Abraham memilih TAAT dalam ketidaktahuan. Inilah yang disebut Iman.
Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui. (Ibr. 11:8).
Ketaatan akan ketidaktahuan muncul dari pernyataan Ilahi. Melalui pernyataan Ilahi (baca: wahyu) muncul Iman yang membawa kepada keberanian Ilahi untuk mengerjakan ketidaktahuan dan ketidakmengertian.
Istilah simple faith atau iman yang sederhana, sebenarnya bukan berarti iman yang kelas dua dibanding iman yang akademis dan logis. Simple faith sangat tepat menggambarkan iman yang muncul dari wahyu dan dikonfirmasi lewat logos (firman yang tertulis) dan dimengerti oleh manusia rohani. Manusia jasmani melewati pikiran, perasaan, dan kehendak akhirnya “dipaksa” tunduk terhadap otoritas rhema (firman yang hidup) itu.
Daily Seeking God
– 10 Tahun Perenungan Mencari Tuhan –
Daily Seeking God adalah kumpulan tulisan Hanny Setiawan selama 10 tahun. Ditulis secara spontan ketika ada pertanyaan-pertanyaan kepada diri sendiri. Dengan mengikuti “renungan harian” ini diharapan bisa mengerti pergumulan batin selama 2009-2019 penulis.