Ketakutan di Kalangan Umat Kristen Suriah Pasca Serangan Mematikan
BeritaMujizat.com – Internasional – Komunitas Kristen di Suriah hidup dalam ketakutan setelah serangan yang menewaskan lebih dari 1.000 orang di wilayah tersebut. Sebagian korban dari serangan itu berasal dari kelompok Alawi, sementara beberapa umat Kristiani juga ikut terjebak dalam kekerasan yang terjadi.
Situasi ini semakin memburuk sejak penggulingan mantan presiden Suriah, Bashar al-Assad, pada bulan Desember lalu. Ketegangan diawali oleh bentrokan antara kelompok bersenjata yang masih loyal kepada Assad dan pasukan militer baru yang berkuasa. Akibatnya, terjadi pembantaian terhadap kelompok minoritas Alawi yang sebelumnya menjadi bagian dari pemerintahan Assad.
Menurut laporan dari Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, sedikitnya 1.068 warga sipil telah dibunuh oleh pasukan keamanan dan kelompok sekutunya. Beberapa laporan juga menyebutkan bahwa umat Kristen turut menjadi sasaran. Patriark Ortodoks Yunani Antiokhia, John X, dalam kotbahnya pada hari Minggu, mengungkapkan bahwa banyak orang Kristen yang tidak bersalah ikut terbunuh dalam serangan tersebut.
Berita mengenai tragedi ini telah menyebar di media sosial, termasuk di antara komunitas kecil Kristen di daerah pesisir. Laporan dari AFP mengonfirmasi bahwa setidaknya tujuh orang telah ditembak, termasuk seorang ayah dan anaknya yang sedang dalam perjalanan menuju Latakia. Selain itu, empat anggota keluarga ditemukan tewas di dalam rumah mereka, sementara seorang pendeta juga dilaporkan tewas di Baniyas.
Sebuah video yang beredar luas di media sosial menunjukkan seseorang berbicara dengan dialek Arab non-Suriah, mengancam kelompok Kristen dan Alawi. Karena alasan keamanan, umat Kristen di Suriah menolak memberikan identitas mereka kepada AFP. Beberapa laporan menyebutkan bahwa sebagian besar pasukan yang melakukan serangan sejak Kamis bukan berasal dari Suriah.
Analis Fabrice Balance menjelaskan bahwa sebelum perang pecah pada tahun 2011, terdapat sekitar satu juta umat Kristen di Suriah, atau sekitar 5% dari populasi negara tersebut. Namun, akibat konflik berkepanjangan, jumlah tersebut menyusut drastis menjadi sekitar 300.000, karena banyak dari mereka memilih melarikan diri.
Meski Presiden Sementara Suriah, Ahmed al-Sharaa, berupaya menenangkan situasi, kelompok minoritas, termasuk umat Kristen, masih hidup dalam ketakutan sejak penguasa Sunni mengambil alih kekuasaan pada bulan Desember lalu. Sharaa saat ini memimpin kelompok Hayat Tahrir al-Sham, yang berperan dalam menggulingkan Assad.
Pada hari Senin, seorang koresponden AFP melaporkan bahwa kondisi di Latakia mulai kembali normal. Pasukan keamanan telah mendirikan pos pemeriksaan di lingkungan mayoritas Alawi, sementara aktivitas di wilayah Sunni dan Kristen tampak berjalan seperti biasa.
Beberapa warga setempat mengungkapkan kecemasan mereka terhadap situasi ini. Seorang guru Kristen, yang menggunakan nama samaran Heba, mengatakan bahwa banyak orang hidup dalam ketakutan dan merasa tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Seorang pria berusia 40 tahun juga menyebutkan bahwa meskipun umat Kristen tidak menjadi sasaran utama seperti kelompok Alawi, banyak yang terbunuh karena terjebak dalam baku tembak.
Pada hari Sabtu, para pendeta di Latakia mengeluarkan pernyataan yang mengimbau masyarakat agar tidak mudah percaya pada rumor. Pernyataan tersebut bertujuan untuk memberikan rasa tenang setelah mereka bertemu dengan delegasi dari pemimpin keamanan setempat.
Pada hari Minggu, Sharaa berjanji akan menindak tegas siapa pun yang bertanggung jawab atas pertumpahan darah warga sipil. Namun, pernyataan itu dinilai tidak cukup meredakan ketakutan masyarakat.
(Sumber: France24)