Kehidupan yang Diserahkan – 8 Maret
Aku telah disalibkan dengan Kristus.
(Galatia 2:19)
Intro:
Introspeksi tidak pernah mudah karena selalu ada celah bagi pembenaran diri atas kesalahan kita. Namun, renungan hari ini mengatakan, apabila seseorang melihat dirinya sungguh-sungguh seperti Tuhan melihatnya, bukan saja dosa-dosa kedagingan yang menjijikkan yang mengejutkan dirinya, tetapi juga sifat buruk dan kesombongan hatinya yang melawan Yesus Kristus.
Renungan:
Untuk menjadi satu dengan Yesus Kristus, seseorang bukan hanya harus bersedia melepaskan dosa, melainkan juga menyerahkan seluruh pandangan hidupnya atas segala hal. Dilahirkan kembali oleh Roh Allah berarti pertama-tama, kita harus bersedia melepaskan sesuatu sebelum kita menggenggam yang lainnya. Hal pertama yang harus kita serahkan adalah semua kepura-puraan atau tipu daya kita.
Hal yang Tuhan inginkan untuk kita serahkan kepada-Nya bukanlah kebaikan, kejujuran, atau usaha kita untuk berbuat lebih baik. Dia ingin kita menyerahkan dosa kita seluruhnya. Sesungguhnya, hanya itulah yang dapat diambil-Nya dari kita. Dan, yang diberi-Nya kepada kita sebagai ganti dari dosa kita adalah kebenaran yang utuh. Akan tetapi, kita harus menyerahkan semua kepura-puraan bahwa diri kita adalah layak di hadapan Tuhan, dan menghentikan semua tuntutan kita bahwa kita layak untuk kebaikan Allah.
Kemudian, Roh Allah akan menunjukkan kepada kita hal yang perlu kita serahkan selanjutnya. Dalam setiap langkah dari proses ini, kita diharuskan untuk melepas tuntutan kita atas hak-hak kita. Adakah kita bersedia melepaskan genggaman kita atas semua yang kita miliki, hasrat kita, dan segala sesuatu lainnya dalam hidup kita? Siapkah kita disatukan dengan kematian Yesus Kristus?
Kita akan menderita kekecewaan yang sangat dan menyakitkan sebelum kita menyerah sepenuhnya. Bila seseorang melihat dirinya sungguh-sungguh seperti Tuhan melihatnya, bukan saja dosa-dosa kedagingan menjijikkan yang mengejutkan dirinya, melainkan sifat buruk dan kesombongan hatinya yang melawan Yesus Kristus. Bila dia melihat dirinya sendiri dalam terang Tuhan, rasa malu, takut, dan penghukuman akan menerpa dirinya.
Jika Anda dihadapkan dengan pertanyaan tentang kerelaan penyerahan ini, ambillah ketetapan hati untuk terus menjalani “krisis” tersebut, sambil menyerahkan semua milik dan diri Anda seluruhnya kepada-Nya. Dan Allah pun akan melengkapi Anda untuk melakukan semua yang diinginkan-Nya dari Anda.
Penulis : Oswald Chambers
Sumber : Sabda.Net, M. Agustinus Pur