Kegelisahan Ilahi
Kesedihan, kegelisahan, dan ketakutan bersifat universal. Umat manusia mengalaminya. Dari suku yang paling terasing sampai bangsa yang modern “kekosongan jiwa” manusia selalu ada. Manusia mencoba menutup dengan kesenangan, hobi, dan berbagai macam hal di dunia. Tapi tidak mampu.
Kekosongan itu hanya bisa diisi oleh Tuhan sendiri. Karena manusia didesain untuk selalu membutuhkan Tuhan. Karena cintaNya kepada manusia, yang terbaik diberikan kepada manusia. Yang terbaik adalah Tuhan sendiri. Sebab itu Tuhan memberikan diriNya untuk manusia supaya manusia bisa menjadi sempura dan sampai puncak kebahagiaan.
Ketika kita sudah bertemu Tuhan dan mengecap kebaikanNya, maka secara natural manusia rohani yang bersemayam di tubuh jasmani akan terus mencari sumber kehidupan itu. Esensi kehidupan yang dibutuhkan manusia rohani disebut ZOE (kehidupan kekal, yunani).
“Kekurangan zoe” membuat manusia gelisah dan gundah gulana, sebuah kegelisahan Ilahi. Raja Daud dalam mazmurnya menyatakan dengan jelas kehausan dan kelaparan dia akan Tuhan, sumber kehidupannya.
Inilah yang hendak kuingat, sementara jiwaku gundah-gulana; bagaimana aku berjalan maju dalam kepadatan manusia, mendahului mereka melangkah ke rumah Allah dengan suara sorak-sorai dan nyanyian syukur, dalam keramaian orang-orang yang mengadakan perayaan. (Maz.42:4-5).
Kegelisahan Ilahi ini semakin tinggi ketika semakin intim denganNya. Yohanes Pembaptis sampai berteriak “Kapan Tuhan?”, Habakuk pun menangis “Mengapa Tuhan?”. Kegelisahan Ilahi akhirnya justru adalah hal yang baik, karena membuat manusia selalui ingat akan kebutuhan yang konstan akan Tuhan.
pertanyaan apakah kita sedang gelisah atau nyaman adalah sebuah pertanyaan penting untuk menunjukkan sampai sejauh mana pencarian kita akan Tuhan.
Daily Seeking God
– 10 Tahun Perenungan Mencari Tuhan –
Daily Seeking God adalah kumpulan tulisan Hanny Setiawan selama 10 tahun. Ditulis secara spontan ketika ada pertanyaan-pertanyaan kepada diri sendiri. Dengan mengikuti “renungan harian” ini diharapan bisa mengerti pergumulan batin selama 2009-2019 penulis.