Jadilah Kuat
JADILAH KUAT
MAZMUR 92:13
Terus awali hidup kita dengan bersyukur dan menyembah Tuhan. Karena itu tidak boleh bergantung kepada keadaan hati kita. Kita harus selalu menyentuh aliran air yang sejuk bagi hati kita. Terus menggali ke dalam sampai kita menemukan air kehidupan tersebut. Sehingga menjadi kuat di dalam hadirat Tuhan. Pelayanan, pekerjaan bahkan keluarga tidak jauh lebih penting dibanding pribadi kita menemukan oase air kehidupan kita di dalam Tuhan yang membuat kuat menghadapi kehidupan ini.
Jangan pernah mencari kekuatan di luar Tuhan. Kita harus selalu percaya supaya berhasil menemukam mata air kehidupan kita. Dalam Yesaya 35:6 dikatakan bahwa mungkin yang terlihat adalah padang gurun, tapi sesungguhnya di tengah kondisi kita itu kalau kita di dalam Tuhan maka kita akan menemukan ketenangan dan menjadi kuat di dalam Tuhan.
Terus berjuang menjadi pribadi yang tidak menyerah untuk menemukan dan mencari air kehidupan. Seperti Pohon Kurma dan Pohon Aras Libanon yang di tanam di tepi aliran air yang bisa tumbuh di tepi padang gurun (Mazmur 92:13). Pohon kurma tumbuh di padang gurun yang sangat panas dan serasa tidak ada air. Tapi justru pohon kurma mampu hidup di sana karena ada aliran air di bawahnya.
Jadilah Kuat :
1. Menemukan dan Mencari Mata Air Kehidupan (Oase)
Dalam kehidupan kita tidak akan bisa melaluinya kalau kita pakai kekuatan kita sendiri. Kita harus selalu menemukan oase mata air kehidupan itu sendiri. Di masa krisis seperti ini, dunia boleh kehilangan pengharapan, tapi biarlah kita hidup sebagai pohon kurma yang bisa tumbuh di tengah kekeringan. Bahkan pohon kurma itu dapat menyembuhkan.
Di tengah padang gurun, di tengahnya ada oase mata air kehidupan yang bisa memberi kehidupan. Pohon kurma itu memiliki akar yang dalam dan sampai masuk menemukan aliran air. Kira-kira 25-30 meter akar pohon kurma turun ke bawah. Orang benar akan hidup seperti pohon kurma. Di tanam dalam Tuhan dan menemukan air kehidupan itu sendiri. Menemukan dasar-dasar kehidupan di dalam Tuhan sehingga kita menjadi radikal di dalam Tuhan.
Pertanyaan penting bagi kita adalah: apakah kita sudah menemukan mata air kehidupan tersebut? Apakah kehidupan kita sudah turun masuk ke bawah dan dalam menemukan oase kehidupan kita? Seperti dalam Mazmur 1:1 berbahagialah orang yang hidup benar maka dia akan seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air.
Dimana kita menanam hidup kita sekarang? Di dalam kekayaan, dalam pelayanan, dalam keluarga apa dalam Tuhan? Tanamkanlah hidup kita di dalam Tuhan dan temukan Tuhan di sana. Ingat dan kembalilah kepada panggilan mula-mula kita, kembali kepada belaskasihan Tuhan itu akan membuat kita hidup. Lakukan apa yang di awal-awal kita lakukan ketika jatuh cinta pertama kalinya kepada Tuhan. Karena seperti pohon kurma yang akan membawa kegirangan dan kemenangan. Demikianlah orang yang hidup di dalam aliran air kehidupan.
2. Ada Pengharapan (Hope) Baru
Ketika kita menemukan oase mata air kehidupan tersebut, maka bukan hanya diri kita yang mendapatkan harapan tersebut, tetapi orang lainpun juga mendapatkannya. Melihat pohon kurma yang bawahnya sudah ada mata air dan berhasil tumbuh dan segar. Orang lain akan melihat ada harapan yang baru. Orang lain pun melihat kita ada harapan. Karena akar kehidupan kita sampai kepada mata air.
Dunia butuh harapan dan jawaban, dan kitalah perpanjangan dari Tuhan yang harus membawa jawaban dan harapan tersebut. Ketika ada aliran air kehidupan, maka orang lain akan melihat ada harapan melalui kehidupan kita. Benih itu di tanam dan harus mengakar ke dalam dan kuat. Dalam kehidupan yang kita jalani di tahun 2020 ini seharusnya membawa kita menyadari betul bahwa kita harus membutuhkan Tuhan lebih. Dan menjadi sebuah pohon yang kuat dan hidup.
Lainnya halnya dengan pohon kurma, ada pohon Aras yang bisa di tanam di padang gurun dan sehat yang bisa menemukan aliran air yang membuat pohon tersebut kuat dan bertumbuh. Pohon kurma dan pohon Aras tergolong sebuah pohon yang hebat dan kuat. Pohon yang kena air dan angin semakin justru menjadi kuat. Pohon yang mampu menjadi penyangga yang memberi keteduhan.
Dalam 1 Raja-raja 5:5-10 bait suci Salomo di bangun dengan menggunakan pohon aras. Selama 13 tahun membuat istana Salomo itu dibangun oleh pohon Aras Libanon (1 Raja-raja 7:1). Dalam kehidupan kita sehari-hari bahkan dalam semua kehidupan kiranya kita menjadi tiang peyangga yang menjadikan kita kuat sehingga dapat menopang dan sebagai peyangga kehidupan dan rumah Tuhan.
Pohon Aras itu kuat tapi juga pahit, pohon tersebut tau artinya kepahitan dalam sebuah kehidupan dan tidak gampang tergoyahkan oleh apapun. Menjadi tiang peyangga yang kuat dan sebagai gantungan bagi hidup orang lain. Kiranya masa sukar kita saat ini mengajari kita untuk selalu di tanam ditepi aliran air kehidupan.
Menjadi pribadi yang ditanam di keluarga kita masing-masing untuk membangun sebuah keluarga kerajaan. Jadilah pohon kurma dan pohon aras yang memiliki akar yang kuat. Dan menghasilkan banyak buah-buah kehidupan yang akan menyembuhkan. Terus setia melewati proses kehidupan sebagai tanaman yang kuat dan bisa menyembuhkan. Dan pada akhirnya kita akan selalu hidup dalam panggilan kita untuk menjadi pohon yang selalu masuk dalam kedalaman air dan menemukan oase tersebut. Dan itu membawa kita hidup dalam hadirat Tuhan dan menemukan pribadi Tuhan sebagai sumber air kehidupan.
Firman Tuhan ini disampaikan oleh Bp. Pdt. Benyamin Henry Setiawan pada hari Minggu, 20 Desember 2020 di ibadah Online Di Bethany El Bethel Solo Baru.
Penulis : Yohana Sri Pamularsih